Sabtu, 26 Januari 2008

Menuju Rumah Cinta-Mu



Entah mengapa kadang saya tak pernah bisa berlari dari masa lalu saya...

Sekuat apapun saya mencobanya...


Ini merupakan sebuah novel yang sangat emosional. Jalinan kisahnya teratur, saya sengaja membukanya sedikit demi sedikit, agar orang yang membacanya menjadi selalu ingin tahu... dan selalu ingin tahu...

Kisahnya tentang Wajja, seorang eks berandalan, dan sekarang berteman akrab dengan berandalan2 itu. Tak disangka beberapa saat ia meninggalkan teman2nya, mereka telah terperosok ke dunia hitam lebih dalam. Mereka berniat menjadi pembunuh bayaran. Maka Wajja pun mencoba menyadarkan teman2nya, terutama Da'a yang telah lama menjadi sahabatnya!


Namun ternyata sosoknya yang mandiri dan kuat itu, menyimpan masa lalu yang pahit.

Dulu ia melarikan diri dari rumah, meninggalkan orangtuanya dan seorang wanita bernama Kani, yang begitu dicintainya...


Ia telah membunuh saudara kembarnya, Majja!


Walau ia melakukannya tidak dengan sengaja. Namun rasa bersalah membuatnya ingin meninggalkan masa lalunya. Namun bayang Kani terus menghantuinya... Apakah Kani juga mencintainya? Atau masih mencintai Majja, seperti dulu?



Ah, tak seru rasanya kalau saya membahasnya sampai tuntas. Mending langsung saja ke toko buku, dan membelinya. Itung2 membantu saya... supaya buku ini bisa dicetak ulang. hehe!


HISTORYEmbrio buku ini saya tulis saat di awal saya kuliah. Itu lebih dari 7 tahun yang lalu. Saya ingat, saya menulisnya dengan WP atau Word Prosesor, sebuah mesin tik listrik yang layarnya 4 baris dan memiliki kemampuan menyimpan dalam sebuah disket. Saat itu computer masihlah teramat mahal untuk dimiliki…
Awaknya buku ini saya beri judul LALU… judul yang saya anggap memiliki 2 arti, lalu : masa lalu dan lalu : kemudian…
Saya kirimkan ke majalah hai sebagai cerita bersabung. Naskah awal buku ini tentu sangat berbeda dengan sekarang. Saya sangat terinspirasi oleh Bubin LantanG ketika itu. Saya pikir ialah penulis remaja yang begitu mempengaruhi cara saya menulis hingga kini. Pendek2. Tak perlu menjelaskan terlalu detail. Dan menyentuh, walau itu diantara komentar2 sarunya!
Namun naskah itu tanpa kabar. Yang tercatat karena krismon, hai menghilangkan semua rubrik tulisan seperti cerpen, serial dan cerbung!

Tahun berganti tahun…
Sampai kemudian demam teenlit dan chiklit kembali menghebohkan. Cerpen2 saya sebagian besar telah dibukukan. Lalu saya kembali menemukan naskah LALU, yang telah begitu berdebu. Kembali saya baca. Saya pikir masih cukup lumayan. Tapi filenya telah hilang. So, saya pun membawanya ke rentalan untuk diketikkan. Setelah itu saya permak habis2an LALU.
Saat itu, kebetulan sekali Grasindo tengah mengadakan lomba novel remaja, maka saya kirimkan LALU kesana. Namun gagal.
LALU kemudian saya kemas lagi dan saya kirim ke sebuah penerbit. Saat itu banyak sekali penerbit. Namun saya sangat menyukai cover2 penerbit C Publising - Mizan Group. So, saya kirimkan naskah itu kesana. Kali ini dengan perubahan judul agar terlihat lebih manis. Here There and Everywhere…
Dan diterima. Namun saya harus sedikit merubahnya karena naskah dialihkan ke penerbit HIKMAH, yang satu grup di bawah Mizan. Maka 3 bulan kemudian jadilah MENUJU RUMAH CINTA-MU…

*****

Saya pikir ini novel saya yang memiliki sejarah cukup panjang. Tak bisa saya katakan ini sebagai tulisan saya yang terbaik. Namun saya menyukainya. Saya menyukai tema yang terbalut di novel ini. Saya menyukai karakter2nya. Saya juga menyukai alur yang saya sajikan…
Dan setelah jadi, saya juga sangat menyukai covernya. Saya pikir model di cover buku itu, seperti tokoh yang saya bayangkan untuk tokoh Kani… hanya dagunya harusnya membelah...


*****

Seven Samurai

 cetakan 1 : desain cover hikozza cetakan 2 : desain cover mas yogi dari isthis comic

Setelah Zaman Heian berakhir tahun 1184, Minamoto Yoritomo menguasai Jepang. Saat keadaan genting Fujiwara Oshu, pemimpin Klan Fujiwara, menaklukan Kastil Bintang Merah milik keluarga Kawabata!
Kawabata Inoe memerintahkan 7 samurai kepercayaannya untuk membawa Ayumi no ue, Putri Ayumi, pewaris tunggal Klan Kawabata, untuk pergi meminta pertolongan ke Kastil Tiga Bangau di Kyoto milik keluarga Yamaguchi, salah satu sekutunya yang sekaligus saudaranya.
Dalam perjalanan, usaha pembunuhan terus dilancarkan Klan Fujiwara. Keadaan semakin genting ketika diketahui ada penghianat diantara 7 samurai itu. Tidak hanya sampai disitu, dendam lama diantara 2 samurai mulai terpercik kembali, juga kisah cinta yang telah lama tersembunyi...


*****

Cerita yang membuat saya berpikir lagi tentang kesetiaan, pilihan hidup, derajat kemanusiaan dan nasib. Saya merasa bersyukur telah membacanya...(Ridho Al Qodri, Esais, Direktur Pusat Studi Sastra, Filsafat, Agama dan Kebudayaan Kabut Institut)

Membaca Seven Samurai seakan menonton film-film kecil yang menakjubkan...(Bandung Mawardi, Penyair, Redaktur Buletin Sastra Pawon)


*****

Saya mulai menulis Seven Samurai tanpa ada niatan. Awalnya pihak penerbit berencana membuat kumcer tentang kisah2 samurai dari beberapa penulis. Namun ternyata saya, yang semula hanya berniat menjadi pengisi 1 cerita saja, jadi tak terkontrol. Saya menulis dengan sangat cepat, hingga bisa mencapai 100 halaman lebih dalam waktu belum sampai sebulan. Ini mungkin karena saya sudah menyukai budaya jepang sejak dulu. Saya baca manga, sempat kursus j-language, dan nonton anime. Saya telah lama menulis, tapi sungguh, tak pernah sekalipun seantusias ini.

Sebelum cerita ini dicetak, saya mengcopynya 7 eks, dan membaginya ke orang2 untuk menilainya…
2 orang teman saya yang saya pikir cukup kritis
3 orang luar yang sama sekali tidak saya kenal (namun dipilih orang2 yang menyukai buku2 jepang dari informasi sebuah persewaan serta rekomendasi teman)
1 orang teman serumah saya (tapi yang ini tidak dibaca sama sekali!)
1 naskah lagi belum sempat saya bagi, karena masih berulang2 saya baca sendiri!

Tanggapannya hampir semuanya positif. 3 orang luar yang diharapkan dapat berkomentar jujur tanpa pakewuh, malah memujinya habis2an. Saya jadi merasa tidak enak sendiri. Untungnya 2 teman saya yang cukup kritis mengkritiknya pada bagian2 tertentu.

Setelah itu baru saya berani mencetaknya. Tentunya setelah memperbaiki di sana-sini! Dan menyamarkan nama saya menjadi : HIKOZZA
Maka 2,5 bulan kemudian, jadilah SEVEN SAMURAI…
Saya berharap buku ini dapat diterima, dan tidak mengecewakan. Dan bila laku dipasaran saya berniat membuat lanjutannya lagi…
Doakan ya…

*****