tag:blogger.com,1999:blog-67338059919824378752024-02-20T08:39:26.369-08:00Yudhi Herwibowo...sekedar arsip buku-buku yang sudah saya tulisUnknownnoreply@blogger.comBlogger38125tag:blogger.com,1999:blog-6733805991982437875.post-23700770342471191562018-02-04T20:09:00.002-08:002018-07-16T23:55:39.022-07:00Sang Penggesek Biola, sebuah roman Wage Rudolf Supratman<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgaLXhmo5r-l8THAAdfSY-4gGBQ6vR1biD4Wn8Tyeveie_jMxhchlZUjiM-XMdwl6EAVGTCk6Y-ODuzUR35SXEOXd4UPqm1EAIRCCHq7yXgJX0bHK5b-686yhuSOLFtqemTMXPFPkzjKN8/s1600/promo+2018+net+OK.bmp" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="342" data-original-width="300" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgaLXhmo5r-l8THAAdfSY-4gGBQ6vR1biD4Wn8Tyeveie_jMxhchlZUjiM-XMdwl6EAVGTCk6Y-ODuzUR35SXEOXd4UPqm1EAIRCCHq7yXgJX0bHK5b-686yhuSOLFtqemTMXPFPkzjKN8/s320/promo+2018+net+OK.bmp" width="280" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
<span style="color: #424242; font-family: "arial" , "tahoma" , "helvetica" , "freesans" , sans-serif; font-size: 13.524px;">ISBN 978-602-7926-41-7</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="color: #424242; font-family: "arial" , "tahoma" , "helvetica" , "freesans" , sans-serif;"><span style="font-size: 13.524px;">Format 14 x 21<b> </b>cm </span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="color: #424242; font-family: "arial" , "tahoma" , "helvetica" , "freesans" , sans-serif;"><span style="font-size: 13.524px;">Jumlah halaman 406 hlm</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="color: #424242; font-family: "arial" , "tahoma" , "helvetica" , "freesans" , sans-serif;"><span style="font-size: 13.524px;">Harga Rp. 90.000</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="color: #424242; font-family: "arial" , "tahoma" , "helvetica" , "freesans" , sans-serif;"><span style="font-size: 13.524px;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<div style="box-sizing: inherit; color: #717171; font-family: "Titillium Web", sans-serif; font-size: 16px; line-height: 25px; margin-bottom: 10px; text-align: left; text-indent: 0px;">
Setelah kemunculannya membawakan lagu <em style="box-sizing: inherit;">Indonesia Raya</em>—yang disebutnya sebagai lagu kebangsaan—pada Kongres Pemuda Kedua tahun 1928, hidup Wage Rudolf Supratman berubah. Agen-agen PID (Dinas Intelijen Kepolisian Hindia Belanda) terus mengawasinya. Upaya Supratman menyebarkan lagu itu pun selalu membentur dinding, mulai dari menyebarkan partitur lagu itu lewat surat kabar <em style="box-sizing: inherit;">Sin Po</em>, hingga merekamnya dalam piringan hitam. Surat kabarnya disita dan piringan hitamnya dimusnahkan.</div>
<div style="box-sizing: inherit; color: #717171; font-family: "Titillium Web", sans-serif; font-size: 16px; line-height: 25px; margin-bottom: 10px; text-align: left; text-indent: 0px;">
Di tengah gejolak politik, kisah cinta Supratman dengan Mujenah juga tak mulus. Ia akhirnya menemukan sosok pengganti bernama Salamah. Sayangnya, keluarga Supratman tak merestui. Kisah cinta keduanya begitu menghanyutkan dan mengharu biru di tengah kehidupan mereka yang serba pas-pasan.</div>
<div style="box-sizing: inherit; color: #717171; font-family: "Titillium Web", sans-serif; font-size: 16px; line-height: 25px; margin-bottom: 10px; text-align: left; text-indent: 0px;">
Sementara itu, Pemerintah Hindia Belanda tak henti menyebar kabar bohong. Lagu <em style="box-sizing: inherit;">Indonesia Raya </em>disebut sebagai lagu jiplakan. Tak pelak lagi, Supratman diburu. Ia meninggalkan Batavia, tapi agen-agen PID itu selalu mengikuti ke mana pun ia bersembunyi!</div>
<div style="box-sizing: inherit; color: #717171; font-family: "Titillium Web", sans-serif; font-size: 16px; line-height: 25px; margin-bottom: 10px; text-align: center; text-indent: 0px;">
***</div>
<div style="box-sizing: inherit; color: #717171; font-family: "Titillium Web", sans-serif; font-size: 16px; line-height: 25px; margin-bottom: 10px; text-align: left; text-indent: 0px;">
Endorsement:</div>
<div style="box-sizing: inherit; color: #717171; font-family: "Titillium Web", sans-serif; font-size: 16px; line-height: 25px; margin-bottom: 10px; text-align: left; text-indent: 0px;">
“Roman tentang W.R. Supratman ini menjadi penting untuk siapa pun yang ingin melihat awal mula dan merawat Indonesia, semua berawal dari karya cipta berupa sebuah lagu.”</div>
<div style="box-sizing: inherit; color: #717171; font-family: "Titillium Web", sans-serif; font-size: 16px; line-height: 25px; margin-bottom: 10px; text-align: left; text-indent: 0px;">
—<b>Glenn Fredly</b>, musisi, penggagas Voice of The East (VOTE)</div>
<div style="box-sizing: inherit; color: #717171; font-family: "Titillium Web", sans-serif; font-size: 16px; line-height: 25px; margin-bottom: 10px; text-align: left; text-indent: 0px;">
“W.R. Supratman, sang pencipta lagu <em style="box-sizing: inherit;">Indonesia Raya</em>, seringkali hanya diingat semata-mata sebagai pencipta lagu. Padahal, proses menuju penciptaan lagu tersebut tidak mudah. Kebebasan ia pertaruhkan untuk mengekspresikan kecintaannya pada Indonesia melalui seni. Generasi muda harus membaca lagi tentang W.R. Supratman agar kita paham sejarah seorang musisi yang lagunya mengumandangkan nasionalisme di Indonesia hingga hari ini.”</div>
<div style="box-sizing: inherit; color: #717171; font-family: "Titillium Web", sans-serif; font-size: 16px; line-height: 25px; margin-bottom: 10px; text-align: left; text-indent: 0px;">
—<b>Tsamara Amany Alatas</b>, aktifis perempuan, penulis buku <em style="box-sizing: inherit;">Curhat Perempuan</em></div>
</div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6733805991982437875.post-29315009192487558672018-02-04T19:50:00.002-08:002018-02-04T19:50:37.778-08:00Laki-laki Bersayap Patah, Kumpulan Naskah Drama Yudhi Herwibowo<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhWhWwddGs5an2MTuG1_ZK-J-iFPfgVt1-vZ0l7LR7rdkWigDWJQHDhJj9ZgsgF2AGFTU7X-_9Y5FEITtVpGgi0TEvSs52NTJUYvoE2kI1WbAVRdmGzbsxKNJrzzZV0675I6C6zULEmSI4/s1600/promo+yudhi+2.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1570" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhWhWwddGs5an2MTuG1_ZK-J-iFPfgVt1-vZ0l7LR7rdkWigDWJQHDhJj9ZgsgF2AGFTU7X-_9Y5FEITtVpGgi0TEvSs52NTJUYvoE2kI1WbAVRdmGzbsxKNJrzzZV0675I6C6zULEmSI4/s400/promo+yudhi+2.jpg" width="392" /></a></div>
<div>
<span style="font-family: georgia, serif;"><span style="font-size: 12px;">Penulis</span></span></div>
<div>
<span style="font-family: georgia, serif;"><span style="font-size: 12px;">Yudhi Herwibowo</span></span></div>
<div>
<span style="font-family: georgia, serif;"><span style="font-size: 12px;">Ukuran : 13 x 20 cm</span></span></div>
<div>
<span style="font-family: georgia, serif;"><span style="font-size: 12px;">Isi : 140 halaman kertas HVS 70 gram</span></span></div>
<div>
<span style="font-family: georgia, serif;"><span style="font-size: 12px;">Cetakan I, 2017</span></span></div>
<div>
<span style="font-family: georgia, serif;"><span style="font-size: 12px;">Genre : Naskah Drama</span></span></div>
<div>
<span style="font-family: georgia, serif;"><span style="font-size: 12px;">ISBN: 978-602-0947-67-9</span></span></div>
<div>
<span style="font-family: georgia, serif;"><span style="font-size: 12px;"> </span></span></div>
<div>
<span style="font-family: georgia, serif;"><span style="font-size: 12px;"> </span></span></div>
<div>
<span style="font-family: georgia, serif;"><span style="font-size: 12px;">Dan aku tentu akan membiarkannya saja begitu. Aku mencoba tak bergerak secara berlebihan. Aku tak mau mengganggu kosentrasinya. Toh di saat-saat itu aku masih mengantuk, sehingga mudah saja bagiku untuk melakukannya. </span></span></div>
<div>
<span style="font-family: georgia, serif;"><span style="font-size: 12px;"><br /></span></span></div>
<div>
<span style="font-family: georgia, serif;"><span style="font-size: 12px;">Namun aku mungkin sedikit berlebihan. Kadang, samar-samar aku seperti bisa merasakan gesekan penanya. Padahal buku catatan miliknya sebenarnya cukup tebal. Mungkin sampai 200 halaman. Seharusnya aku tak bisa merasakan gesekan apa pun. Apalagi tekanan tangannya pada kertas sangatlah halus. Anehnya, lama-lama aku seperti bisa membaca apa yang ditulisnya. Tentu hanya potongan kata-kata yang nyaris tak begitu kuyakini. Jadi aku pun kemudian abai saja.</span></span></div>
<div>
<span style="font-family: georgia, serif;"><span style="font-size: 12px;"><br /></span></span></div>
<div>
<span style="font-family: georgia, serif;"><span style="font-size: 12px;">Tapi itulah kesalahanku. Sama seperti saat aku mengabaikan salah satu buku yang dipegangnya, Malaikat Melawan Iblis. Kali ini pun aku benar-benar tak menganggap penting apa yang ditulisnya. Walau, aku merasakan satu penggalan puisi yang ditulisnya.</span></span></div>
<div>
<span style="font-family: georgia, serif;"><span style="font-size: 12px;"><br /></span></span></div>
<div>
<span style="font-family: georgia, serif;"><span style="font-size: 12px;">di sini angin telah menunjukkan titik kematiannya</span></span></div>
<div>
<span style="font-family: georgia, serif;"><span style="font-size: 12px;">kau akan mati tanpa pernah kau sadari!</span></span></div>
<div>
<span style="font-family: georgia, serif;"><span style="font-size: 12px;"><br /></span></span></div>
<div>
<span style="font-family: georgia, serif;"><span style="font-size: 12px;">Ah, andai aku bukan laki-laki bebal yang memusuhi buku dan semua yang ada di dalamnya, aku pasti tahu maksud dua kalimat itu!</span></span></div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6733805991982437875.post-62247810421360354582015-10-12T22:20:00.000-07:002015-10-12T22:20:06.658-07:00Cameo Revenge - Yudhi Herwibowo & Ary Yulistiana<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhVQGX28azmEIxxV3JtdMoj7ke1ExVQKKxCL6DALcI0ci9yOLEEcejJs61NasawYhG2KAFjtytwT0u2M_8GGB8xRbQ_CE_nrcAlMBPlx2Qv-yyHCg8FkQKkTGYh3BeL-93iWsNa9fvaEXk/s1600/cameo-rev-01+ok.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhVQGX28azmEIxxV3JtdMoj7ke1ExVQKKxCL6DALcI0ci9yOLEEcejJs61NasawYhG2KAFjtytwT0u2M_8GGB8xRbQ_CE_nrcAlMBPlx2Qv-yyHCg8FkQKkTGYh3BeL-93iWsNa9fvaEXk/s400/cameo-rev-01+ok.jpg" width="273" /></a></div>
<br />
<span class="fbPhotosPhotoCaption" data-ft="{"tn":"K"}" id="fbPhotoSnowliftCaption" tabindex="0"><span class="hasCaption"><span class="fbPhotosPhotoCaption" data-ft="{"tn":"K"}" id="fbPhotoSnowliftCaption" tabindex="0"><span class="hasCaption"><span class="text_exposed_show">Penerbit <b>Grasindo</b></span></span></span></span></span><br />
<span class="fbPhotosPhotoCaption" data-ft="{"tn":"K"}" id="fbPhotoSnowliftCaption" tabindex="0"><span class="hasCaption"><span class="fbPhotosPhotoCaption" data-ft="{"tn":"K"}" id="fbPhotoSnowliftCaption" tabindex="0"><span class="hasCaption"><span class="text_exposed_show">Penulis <b>Yudhi Herwibowo </b>&<b> Ary Yulistiana</b><br /> Desainer kover <b>Dyndha Hanjani </b>&<b> Ivana PD</b></span></span></span></span></span><br />
<span class="fbPhotosPhotoCaption" data-ft="{"tn":"K"}" id="fbPhotoSnowliftCaption" tabindex="0"><span class="hasCaption"><span class="fbPhotosPhotoCaption" data-ft="{"tn":"K"}" id="fbPhotoSnowliftCaption" tabindex="0"><span class="hasCaption"><span class="text_exposed_show">Penata Isi<b> Putri Widia Novita </b><br /> ISBN <b>978-602-3752-07-2</b><br /> Format <b>13.5 x 19 cm </b><br /> Jumlah halaman <b>236 hlm</b><br /> Harga <b>Rp 52.000,-</b></span></span></span></span></span><br />
<br />
<span class="fbPhotosPhotoCaption" data-ft="{"tn":"K"}" id="fbPhotoSnowliftCaption" tabindex="0"><span class="hasCaption"><span class="fbPhotosPhotoCaption" data-ft="{"tn":"K"}" id="fbPhotoSnowliftCaption" tabindex="0"><span class="hasCaption"><span class="text_exposed_show"><b> </b></span></span></span></span></span>#<strong>Cameo</strong><br />
Semua berlangsung begitu cepat dan tak terbayangkan. Dari semula
hanya sekadar ingin mengikuti festival musik July Challenge untuk
mendapatkan hadiah 100 juta, Angin Malam, Aui, Q dan Jarra tak pernah
menyangka bila lagu yang mereka bawakan <em>July Lullaby</em> begitu
meledak. Semua orang kemudian menyanyikannya, media begitu
mengeksposnya. Namun saat media mulai mengulik masa lalu mereka, Angin,
Aui dan Q mulai mencoba menghindar. Ini membuat Jarra yang begitu
menikmati kesuksesan ini, merasa curiga. Manager ambisius Bara Atmaja
yang sedang mendekatinya, kemudian mencoba mencari tahu apa sebenarnya
yang ada di balik itu semua. Dan yang didapatkannya adalah sesuatu yang
tak pernah dibayangkan: berita tentang pecandu cilik yang nyaris mati,
foto-foto telanjang yang tersebar di internet dan kasus pembunuhan
beberapa tahun lalu. Ini benar-benar mengerikan. Sesuatu yang dapat
menghancurkan band yang baru berusia seumur jagung itu!<br />
<br />
<strong>#Revenge</strong><br />
Bagi Saira, sang vokali <em>Revenge</em>, apa yang terjadi malam itu
cukup untuk mengempaskannya di palung kekecewaannya. Sia-sia sudah
perjuangan yang selama ini diperjuangkan demi memenangkan <em>July Challenge</em>,
festival musik paling bergengsi di Kota Cahaya. Sedih, marah, perasaan
gagal, dan entah apa lagi. Rasanya hancur berantakan bagaikan rangkaian
keping puzzle yang jatuh berhamburan. Perlu waktu menyatukan
kepingan-kepingan itu menadi utuh kembali. Ada saat itulah ia merasa
harus memilih. Antara tetap berada di band rock kedua di Kota Cahaya,
atau menjadi seperti mimpi-mimpinya: <em>be the real rock star.</em><br />
<br />
***Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6733805991982437875.post-76022441022589783932015-03-02T23:13:00.001-08:002015-07-28T22:29:20.320-07:00Halaman Terakhir, sebuah Novel tentang Jenderal Polisi Hoegeng<div style="text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjwy4YuFlxd4BP7XLI-Q02bJlJ3uAK66pYR8aaOkOjPYxe8t7hJ5rlTNtQ2k2sL8pDPIxEl_gfX3oApFsX8C5DfsxqyhUtP7vjdVOIDCEyfEcpvj-Wv06BvzPO0LuIWuMjfphNgMrgFH-0/s1600/10985038_770724279649118_61727065502505112_n.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjwy4YuFlxd4BP7XLI-Q02bJlJ3uAK66pYR8aaOkOjPYxe8t7hJ5rlTNtQ2k2sL8pDPIxEl_gfX3oApFsX8C5DfsxqyhUtP7vjdVOIDCEyfEcpvj-Wv06BvzPO0LuIWuMjfphNgMrgFH-0/s400/10985038_770724279649118_61727065502505112_n.jpg" width="260" /></a><span class="fbPhotosPhotoCaption" data-ft="{"tn":"K"}" id="fbPhotoSnowliftCaption" tabindex="0"><span class="hasCaption"><span class="fbPhotosPhotoCaption" data-ft="{"tn":"K"}" id="fbPhotoSnowliftCaption" tabindex="0"><span class="hasCaption"><span class="text_exposed_show"> </span></span></span></span></span></div>
<br />
<span class="fbPhotosPhotoCaption" data-ft="{"tn":"K"}" id="fbPhotoSnowliftCaption" tabindex="0"><span class="hasCaption"><span class="fbPhotosPhotoCaption" data-ft="{"tn":"K"}" id="fbPhotoSnowliftCaption" tabindex="0"><span class="hasCaption"><span class="text_exposed_show">Penerbit <b>NOURAbooks</b></span></span></span></span></span><br />
<span class="fbPhotosPhotoCaption" data-ft="{"tn":"K"}" id="fbPhotoSnowliftCaption" tabindex="0"><span class="hasCaption"><span class="fbPhotosPhotoCaption" data-ft="{"tn":"K"}" id="fbPhotoSnowliftCaption" tabindex="0"><span class="hasCaption"><span class="text_exposed_show">Penulis <b>Yudhi Herwibowo</b><br /> Penyunting <b>Miranda Harlan</b><br /> ISBN <b>978-602-7816-65-7</b><br /> Format <b>14 x 21 cm </b><br /> Jumlah halaman <b>448 hlm</b><br /> Harga <b>Rp 74.000,-</b></span></span></span></span></span><br />
<br />
<span class="fbPhotosPhotoCaption" data-ft="{"tn":"K"}" id="fbPhotoSnowliftCaption" tabindex="0"><span class="hasCaption">Orde Baru, suatu masa …</span></span><br />
<span class="fbPhotosPhotoCaption" data-ft="{"tn":"K"}" id="fbPhotoSnowliftCaption" tabindex="0"><span class="hasCaption"><br />
Hoegeng sedang diuji. Dua kasus besar mencuat, mencuri perhatiannya
yang kala itu menjabat sebagai Kapolri. Dua kasus yang membuatnya
terbentur tembok raksasa dan menguji integritasnya sebagai seorang
polisi.</span></span><br />
<span class="fbPhotosPhotoCaption" data-ft="{"tn":"K"}" id="fbPhotoSnowliftCaption" tabindex="0"><span class="hasCaption"><br /> Kasus pertama adalah Sum Kuning. Kasus pemerkosaan yang
menggegegerkan Kota Yogyakarta. Meski telah menggali amat dalam, selalu
ada batu yang mengganjal usahanya menem<span class="text_exposed_show">ukan pelaku. Berbagai gangguan mengalihkan penyidikan dari bukti dan fakta.</span></span></span><br />
<span class="fbPhotosPhotoCaption" data-ft="{"tn":"K"}" id="fbPhotoSnowliftCaption" tabindex="0"><span class="hasCaption"><span class="text_exposed_show"><br />
Kasus kedua adalah penyelundupan mobil mewah. Keterlibatan seorang
putra pejabat tinggi di tanah air membuat kasus ini sulit menyentuh
dasar masalahnya. Seolah para pelaku telah mengantisipasi langkah
Hoegeng dan anak buahnya, semakin dalam penyelidikan, semakin bukti itu
menghilang.<br /> Kasus-kasus itu terus membayangi Hoegeng, membebani
nuraninya. Mampukah Hoegeng, sang polisi jujur, menutup mata dan
meninggalkan sesuatu yang telah dimulainya itu?</span></span></span><br />
<span class="fbPhotosPhotoCaption" data-ft="{"tn":"K"}" id="fbPhotoSnowliftCaption" tabindex="0"><span class="hasCaption"><span class="text_exposed_show"><br /> Halaman terakhir adalah sebuah drama perjalanan dua kasus terbesar yang pernah ditangani Hoegeng.</span></span></span><br />
<span class="fbPhotosPhotoCaption" data-ft="{"tn":"K"}" id="fbPhotoSnowliftCaption" tabindex="0"><span class="hasCaption"><span class="text_exposed_show"></span></span></span><br />
<br />
<span class="fbPhotosPhotoCaption" data-ft="{"tn":"K"}" id="fbPhotoSnowliftCaption" tabindex="0"><span class="hasCaption"><span class="text_exposed_show">Detail buku ini bisa dilihat di: <a href="http://www.halamanterakhir.blogspot.com/" target="_blank">www.halamanterakhir.blogspot.com </a><br /> <br /> </span></span></span>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6733805991982437875.post-66458107872945319212013-09-11T01:32:00.001-07:002015-07-28T22:30:26.167-07:00Enigma<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjuaClRguxasVltEKYdHeVYyFlKZ-6sn_-aiG9Gosuiu85Vl9LcHfeg9PdOAc6f6VPi38xFDbx1xwqo6Fcd6m2n4knkxSzZqIj9LAVsCqBCzjag2C7gp1vlHBWoX0VSUKN4SdynChZ40xo/s1600/enigma.jpeg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjuaClRguxasVltEKYdHeVYyFlKZ-6sn_-aiG9Gosuiu85Vl9LcHfeg9PdOAc6f6VPi38xFDbx1xwqo6Fcd6m2n4knkxSzZqIj9LAVsCqBCzjag2C7gp1vlHBWoX0VSUKN4SdynChZ40xo/s400/enigma.jpeg" width="270" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<!--[if gte mso 9]><xml>
<w:WordDocument>
<w:View>Normal</w:View>
<w:Zoom>0</w:Zoom>
<w:TrackMoves/>
<w:TrackFormatting/>
<w:PunctuationKerning/>
<w:ValidateAgainstSchemas/>
<w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid>
<w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent>
<w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText>
<w:DoNotPromoteQF/>
<w:LidThemeOther>EN-US</w:LidThemeOther>
<w:LidThemeAsian>X-NONE</w:LidThemeAsian>
<w:LidThemeComplexScript>X-NONE</w:LidThemeComplexScript>
<w:Compatibility>
<w:BreakWrappedTables/>
<w:SnapToGridInCell/>
<w:WrapTextWithPunct/>
<w:UseAsianBreakRules/>
<w:DontGrowAutofit/>
<w:SplitPgBreakAndParaMark/>
<w:DontVertAlignCellWithSp/>
<w:DontBreakConstrainedForcedTables/>
<w:DontVertAlignInTxbx/>
<w:Word11KerningPairs/>
<w:CachedColBalance/>
</w:Compatibility>
<m:mathPr>
<m:mathFont m:val="Cambria Math"/>
<m:brkBin m:val="before"/>
<m:brkBinSub m:val="--"/>
<m:smallFrac m:val="off"/>
<m:dispDef/>
<m:lMargin m:val="0"/>
<m:rMargin m:val="0"/>
<m:defJc m:val="centerGroup"/>
<m:wrapIndent m:val="1440"/>
<m:intLim m:val="subSup"/>
<m:naryLim m:val="undOvr"/>
</m:mathPr></w:WordDocument>
</xml><![endif]--><br />
<br />
<!--[if gte mso 9]><xml>
<w:WordDocument>
<w:View>Normal</w:View>
<w:Zoom>0</w:Zoom>
<w:TrackMoves/>
<w:TrackFormatting/>
<w:PunctuationKerning/>
<w:ValidateAgainstSchemas/>
<w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid>
<w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent>
<w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText>
<w:DoNotPromoteQF/>
<w:LidThemeOther>EN-US</w:LidThemeOther>
<w:LidThemeAsian>X-NONE</w:LidThemeAsian>
<w:LidThemeComplexScript>X-NONE</w:LidThemeComplexScript>
<w:Compatibility>
<w:BreakWrappedTables/>
<w:SnapToGridInCell/>
<w:WrapTextWithPunct/>
<w:UseAsianBreakRules/>
<w:DontGrowAutofit/>
<w:SplitPgBreakAndParaMark/>
<w:DontVertAlignCellWithSp/>
<w:DontBreakConstrainedForcedTables/>
<w:DontVertAlignInTxbx/>
<w:Word11KerningPairs/>
<w:CachedColBalance/>
</w:Compatibility>
<m:mathPr>
<m:mathFont m:val="Cambria Math"/>
<m:brkBin m:val="before"/>
<m:brkBinSub m:val="--"/>
<m:smallFrac m:val="off"/>
<m:dispDef/>
<m:lMargin m:val="0"/>
<m:rMargin m:val="0"/>
<m:defJc m:val="centerGroup"/>
<m:wrapIndent m:val="1440"/>
<m:intLim m:val="subSup"/>
<m:naryLim m:val="undOvr"/>
</m:mathPr></w:WordDocument>
</xml><![endif]--><span style="font-size: 10.0pt;">Editor
Anin Patrajuangga</span><br />
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0in;">
<span style="font-size: 10.0pt;">Cover
: Rio</span></div>
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0in;">
<span style="font-size: 10.0pt;">Penata
Isi: Gun</span></div>
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0in;">
<span style="font-size: 10.0pt;">Ukuran
: 13 x 19 cm</span></div>
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0in;">
<span style="font-size: 10.0pt;">Isi
: 223 halaman kertas <i>book paper finland </i>57,5 gr</span></div>
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0in;">
<span style="font-size: 10.0pt;">Rp.
49.000</span></div>
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0in;">
<span style="font-size: 10.0pt;">Cetakan
I, 2013</span></div>
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0in;">
<span style="font-size: 10.0pt;">ISBN
: 978-602-251-192-2</span></div>
<!--[if gte mso 9]><xml>
<w:LatentStyles DefLockedState="false" DefUnhideWhenUsed="true"
DefSemiHidden="true" DefQFormat="false" DefPriority="99"
LatentStyleCount="267">
<w:LsdException Locked="false" Priority="0" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Normal"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="heading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 9"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 9"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="35" QFormat="true" Name="caption"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="10" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Title"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="1" Name="Default Paragraph Font"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="11" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtitle"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="22" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Strong"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="20" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="59" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Table Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Placeholder Text"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="1" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="No Spacing"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Revision"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="34" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="List Paragraph"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="29" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="30" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="19" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="21" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="31" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="32" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="33" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Book Title"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="37" Name="Bibliography"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" QFormat="true" Name="TOC Heading"/>
</w:LatentStyles>
</xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]>
<style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-priority:99;
mso-style-qformat:yes;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0in 5.4pt 0in 5.4pt;
mso-para-margin-top:0in;
mso-para-margin-right:0in;
mso-para-margin-bottom:10.0pt;
mso-para-margin-left:0in;
line-height:115%;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:11.0pt;
font-family:"Calibri","sans-serif";
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-fareast-font-family:"Times New Roman";
mso-fareast-theme-font:minor-fareast;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;}
</style>
<![endif]--><br />
<div>
</div>
<br />
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;">
<i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-size: 16.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Verdana; mso-bidi-font-weight: bold;">.. tentang sebuah
kisah cinta </span></i><br />
<i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-size: 16.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Verdana; mso-bidi-font-weight: bold;">dan sesuatu yang tak terjelaskan...</span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-size: 12.0pt;">Semua sepertinya
kembali bertaut sejak datangnya undangan pernikahan Hasha dan Kurani. Saat mengirim
undangan, Hasha sama sekali tak tahu bila 2 sahabatnya, Isara dan Patta, baru
saja bercerai. Dulu, Hasha, Isara, Patta bersama Chang dan Goza, merupakan
sahabat karib. Kelimanya kerap duduk bersama di bawah sebuah pohon besar yang
ada di sebuah warung lotek di dekat Kanisius, Yogyakarta.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-size: 12.0pt;">Hasha adalah<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"> </b>seorang penulis yang lebih banyak diam.
Ia suka bicara pada lilin-lilin dalam temaram. Saat kuliah ia sebenarnya
memendam perasaannya pada Isara. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-size: 12.0pt;">Isara, perempuan
satu-satunya semenjak Kurani pindah. Awalnya ia seperti membalas perasaan Hasha.
Namun sebelum sempat ia mengungkapkannya, ia tiba-tiba menjauh dari laki-laki
itu. Setelah lulus, ia bahkan memilih menikah dengan Patta. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-size: 12.0pt;">Patta, merupakan laki-laki
ideal bagi semua perempuan. Pintar, menarik dan berkarir cemerlang. Sepanjang
hidupnya, ia hanya pernah mencintai satu orang perempuan, Isara.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-size: 12.0pt;">Chang, atau Indiray,
merupakan sosok yang ingin menghapus masa lalunya. Ia telah menemukan sebuah
tempat yang selama ini dicarinya. Namun ia selalu teringat pada sahabat-sahabat
masa lalunya, terutama Hasha. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-size: 12.0pt;">Goza, sosok yang selalu
dapat mencairkan suasana dengan <i style="mso-bidi-font-style: normal;">joke-joke</i>-nya.
Namun sebenarnya merupakan bedebah di antara kelimanya. Kelak ia memilih jalan
paling mengerikan: menjadi pembunuh bayaran.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-size: 12.0pt;">Kelimanya, tanpa
pernah saling mengetahui, ternyata menyimpan rahasia masing-masing. Dan itu,
sedikit demi sedikit, mulai terkuak beberapa tahun kemudian setelah kelulusan
kelimanya… </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<br /></div>
<br />
<br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<span style="color: red;"><i><span style="font-size: 12.0pt;">Kisah ini memang tentang mereka berlima…</span></i></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<span style="color: red;"><i><span style="font-size: 12.0pt;">Dan satu di antara mereka, menyimpan
rahasia yang dapat menautkan semuanya…</span></i></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<span style="color: red;"><i><span style="font-size: 12.0pt;">… ia dapat melihat jalan hidup yang
lainnya!</span></i></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6733805991982437875.post-10882918775732984022013-01-11T22:19:00.003-08:002015-07-28T22:31:26.194-07:00Miracle Journey, Kisah Perjalanan Penuh Keajaiban Kitta Kafadaru<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://4.bp.blogspot.com/-r-eGI50zkV4/UPD__ir6L4I/AAAAAAAAApQ/mR3ftBOrrlg/s1600/Miracle+Journey+OK+2.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><span style="font-size: xx-small;">
</span>
</a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhT6zvzQ0CKovT78F5xdycaW29frZLlM1deiq4M2zG2EeTPuN8mfrQVgj4F8yQ_KMJAr1htEYBPveCou5oDSKD65PEAhurcjViSjRRwwXcVqpJSjM9qOC-BY26OmEAlQssN3NtBNSSbUFE/s1600/Miracle+Journey+OK+2.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhT6zvzQ0CKovT78F5xdycaW29frZLlM1deiq4M2zG2EeTPuN8mfrQVgj4F8yQ_KMJAr1htEYBPveCou5oDSKD65PEAhurcjViSjRRwwXcVqpJSjM9qOC-BY26OmEAlQssN3NtBNSSbUFE/s400/Miracle+Journey+OK+2.jpg" width="268" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div>
<span style="font-size: x-small;">Penerbit : Elex Media Komputindo</span></div>
<div>
<span style="font-size: x-small;">Ukuran : 1<span style="font-size: x-small;">4</span> x <span style="font-size: x-small;">20.5</span> cm</span></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span>
<div>
<span style="font-size: x-small;">Isi : halaman kertas <span style="font-style: italic;">book paper finland </span>57,5 gr</span></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span>
<div>
<span style="font-size: x-small;">Rp.32.800</span></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span>
<div>
<span style="font-size: x-small;">Cetakan I, 201<span style="font-size: x-small;">3</span></span></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span>
<div>
<span style="font-size: x-small;"></span></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span>
<div>
<span style="font-size: x-small;">Genre : novel perjalanan</span></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span>
<div>
<span style="font-size: x-small;">ISBN : 978-979-</span></div>
<div>
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://4.bp.blogspot.com/-r-eGI50zkV4/UPD__ir6L4I/AAAAAAAAApQ/mR3ftBOrrlg/s1600/Miracle+Journey+OK+2.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"></a></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 12.0pt; text-indent: 27.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Kitta Kafadaru adalah sosok istimewa
yang terlahir dengan cahaya-cahaya di tangannya. Konon dari tangannya itulah ia
bisa menyembuhkan penyakit-penyakit yang di derita oleh orang-orang di
desaanya, Kofa. Namun ternyata di balik keistimewaan itu, ia terlahir tak
sempurna: ada sebuah punuk di punggungnya. Maka ketika ia jatuh cinta pada
seorang perempuan yang baru disembuhkannya dari luka bakar di wajahnya,
perempuan itu menolaknya.<br style="mso-special-character: line-break;" />
</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 12.0pt; text-indent: 27.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> Itulah yang membuat Kitta Kafadaru
berusaha untuk menyembuhkan sendiri punuk di punggungnya. Namun ia tak mampu.
Rasa malu kemudian membuatnya meninggalkan Kofa. Pergi sambil terus menyesali
keadaan dirinya. Ia berpikir lebih baik menjadi orang biasa, tanpa
cahaya-cahaya di tangannya, tanpa juga punuk di punggungnya. <br style="mso-special-character: line-break;" />
</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 12.0pt; text-indent: 27.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Di sepanjang perjalanan itulah ia
kemudian bertemu dengan seorang lelaki tua yang selalu mengisahkan kisah-kisah
ajaib padanya. Satu kisah tentang Matu Lesso orang yang dapat memanggil hujan
dengan menabur pasir di udara, kemudian seperti menginspirasi Kitta Kafadaru
untuk menjadi manusia biasa. <br style="mso-special-character: line-break;" />
</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 12.0pt; text-indent: 27.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Kitta Kafadaru hanya perlu
mengacuhkan kelebihan yang ada padanya, setelah sebelumnya menolong sepenuh
hati orang-orang yang ditemuinya sepanjang perjalanan sebanyak 3 kali. Maka
itulah perjalanannya sepanjang Pulau Flores itu membawanya bertemu dengan
kejadian-kejadian luar biasa. Ia bertemu dengan Nyong Baburung, orang yang
selalu diiringi elang yang terbang di atas kepalanya sebagai penunjuk mata air.
Ia bertemu dengan sebuah rombongan yang baru saja melihat warga desa
membakar hidup-hidup seorang perempuan yang selalu bersenandung aneh di hutan
mati. Ia juga bertemu dengan seorang bocah yang terlahir dengan tubuh berwarna
merah, selayaknya iblis. <br style="mso-special-character: line-break;" />
</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-indent: 27.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Kitta Kafadaru terus menyakini
dirinya. Sampai saat ia bertemu dengan seorang perempuan yang berharap air bah
menelan dirinya beserta anak yang baru dilahirkannya</span></div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6733805991982437875.post-75492288954694367022012-08-13T20:15:00.004-07:002015-07-28T22:32:52.794-07:00[un]affair<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgniy30mxABr2iHtRQ589Cf4pPcwzL5634RngzXrfKhq16DWAjGL2IWwC02aX32Bk-tZ5HfUGf9hiEj8LrNanxSnzPl_E2Fd0xUGs2Xxen9rLpmcpk9cr4XIZfAtkASnSlxmpq8SQIkMcs/s1600/unaffair+ok.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgniy30mxABr2iHtRQ589Cf4pPcwzL5634RngzXrfKhq16DWAjGL2IWwC02aX32Bk-tZ5HfUGf9hiEj8LrNanxSnzPl_E2Fd0xUGs2Xxen9rLpmcpk9cr4XIZfAtkASnSlxmpq8SQIkMcs/s400/unaffair+ok.jpg" width="273" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: xx-small;"><br />Cover : desaincoverok.com
</span>
</div>
<div>
<span style="font-size: xx-small;">Ukuran : 13 x 19 cm</span></div>
<div>
<span style="font-size: xx-small;">Isi : 172 halaman kertas <span style="font-style: italic;">book paper finland </span>57,5 gr</span></div>
<div>
<span style="font-size: xx-small;">Rp.33.000</span></div>
<div>
<span style="font-size: xx-small;">Cetakan I, 2012</span></div>
<div>
<span style="font-size: xx-small;"></span></div>
<div>
<span style="font-size: xx-small;">Genre : novel romantis</span></div>
<div>
<span style="font-size: xx-small;">ISBN : 978-979-1032-78.0</span><br />
<br /></div>
<div>
</div>
<div class="MsoNormal">
</div>
<div class="MsoNormal">
<i><b>Di kota sendu </b></i></div>
<div class="MsoNormal">
<i><b>Cinta tak seharusnya datang...</b></i><br />
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
</div>
<div class="MsoNormal">
Aku diam. Kali ini dengan debar jantung yang mulai bereaksi.
Kudekatkan wajahku pada rambutnya, dan aroma ginseng samar yang bercampur aroma
pewangi tubuhnya terhirup seakan asap ganja yang masuk ke rongga dada.
Melegakan untuk sejenak-duajenak.<br />
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
</div>
<div class="MsoNormal">
Setitik air kemudian kulihat luruh di dahinya. Semula aku
mengira itu adalah sisa air hujan di rambutnya. Namun ternyata bukan. Rambutnya
telah kering sejak tadi, sehingga kuduga itu pastilah titik keringat yang
muncul karena cuaca yang mulai berubah, tak lagi dingin.<br />
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
</div>
<div class="MsoNormal">
Titik air itu bergerak ritmis bagai gerakan titik embun di
helai daun. Tak bisa kupungkiri, sekian lama kedua mataku telah memilih kedua
matanya, sekian lama sekat-sekat pikiranku memilih bayangannya untuk hadir,
sekian lama apa pun yang ada pada dirinya menjadi sesuatu yang penting untukku.<br />
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
</div>
<div class="MsoNormal">
Ini membuat gemuruh di hatiku. Terlebih saat aku mulai
melihat begitu jelasnya titik air itu bergerak perlahan menuju bibir kecilnya
yang tak sepenuhnya tertutup. Seperti menunjukkan.<br />
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
</div>
<div class="MsoNormal">
Nafasku tertahan...</div>
<div class="MsoNormal">
</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: center;">
***</div>
<div class="MsoNormal">
</div>
<div class="MsoNormal">
Segala yang berhubungan dengan novel ini dikumpulkan dalam blog: <a href="http://www.un-affair.blogspot.com/" target="_blank"><b>un-affair.blogspot.com </b></a></div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6733805991982437875.post-45431743150323369522011-06-06T20:17:00.000-07:002015-07-28T22:34:01.834-07:00Spring of Kumari Tears, short stories compilation<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjQ8m01ec7I9O1KY5XzWkTOQEXBkAz_bxYwNp0tIj84mbu_T9Z-OXMFOB8luxNZ47r585f0n8f-gH8FbCZ4NC2m9oQ0pdT0JTdrPjfDsNkEH_3T8K1iNWMHX_FUtaN_V3jN6HgAstp8szs/s1600/kumaris+tears.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjQ8m01ec7I9O1KY5XzWkTOQEXBkAz_bxYwNp0tIj84mbu_T9Z-OXMFOB8luxNZ47r585f0n8f-gH8FbCZ4NC2m9oQ0pdT0JTdrPjfDsNkEH_3T8K1iNWMHX_FUtaN_V3jN6HgAstp8szs/s400/kumaris+tears.jpg" width="263" /></a></div>
<a href="http://1.bp.blogspot.com/-Zw8r1ZSx5Qk/Te2ZCjlTFVI/AAAAAAAAAhI/hP7E0bFpF4Q/s1600/kumaris%2Btears.jpg" onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}"></a><br />
<br /><span style="font-size: 85%;">indonesian editor | bandung mawardi<br />cover design | hikozza<br />ilustration | bukukatta<br />translated | Rini Nurul Badariah & Nita Candra</span><br />
<span style="font-size: 85%;"><b><span style="color: red;">limited edition! Rp, 50.000 (free delivery in Indonesia/bebas ongkos kirim di Indonesia)</span></b></span><br />
<span style="font-size: 85%;"><b><span style="color: red;"> </span></b></span><br />
Down there, some people wanted to seek your spring. Probably water in the lower course wasn’t satisfying, or they wanted the clearest pure water. After few days, they found our dry land easily.<br />That moment, you were sitting near the lake, shocked to see them. The leader of those people stepped forward, yelled, “So you are here, slut!” The other man saw the tears dripping to the lake and whispered, “Look. The river we seek is coming from her tears!”<br />Those people looked at each other, angrily.<br />“What? So along this time we have drank this slut’s tears?” he spat. Hurriedly, they all surrounded the woman. “We should have killed you that day!” said one man.<br />You stepped back, frightened. “I didn’t do anything wrong!” You cried and fell down.<br />They spat again.<br />“I loved him!” you said, crawling back. “And you… you killed him!”<br />“He deserved to die! He disgraced our Kumari!”<br />There was sound of laughter, and in a second a lance had stabbed in your throat!<br />
<br />
<div align="center">
*****</div>
<div align="left">
<br /></div>
<div align="left">
<i>This short story compilation presented authors’ faith to play along and breathe the tales, again in ‘esthetical transaction’ with readers. It is not only words combination on papers. Spring of Kumari Tears challenged locality imaginative pilgrimage and human internal search through various events. Fluency in geographical setting was evidence of author’s traveling among cultures. Author’s faith guided readers to live in his stories.</i> </div>
<div align="right">
- Bandung Mawardi</div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6733805991982437875.post-69491369939294947082011-03-30T01:46:00.000-07:002015-07-28T22:35:17.567-07:00Untung Surapati, sebuah roman sejarah<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhk13f6HxTZQjI5lBRd6E6E3X_9U2icuU9g15YYLUjWo5gDHiL_a2SCcAXAZP1ufXWg-tVweGqNfxlUycfGTYiZxGLHvE7sRM7wzxNKT6ynj_XKCynwDpXE4HF5u7X2ONFHYBLWvleIIig/s1600/untung+ok.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhk13f6HxTZQjI5lBRd6E6E3X_9U2icuU9g15YYLUjWo5gDHiL_a2SCcAXAZP1ufXWg-tVweGqNfxlUycfGTYiZxGLHvE7sRM7wzxNKT6ynj_XKCynwDpXE4HF5u7X2ONFHYBLWvleIIig/s400/untung+ok.jpg" width="272" /></a></div>
<a href="http://1.bp.blogspot.com/-AKIxGyFcZlE/TZLue4DdvvI/AAAAAAAAAc8/SMuIILScO5I/s1600/COV_untung%2Bsurapati%2Bkecil.jpg" onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}"></a><br />
<span style="font-size: 85%;">Editor : Sukini<br />Cover dan ilustrasi : Rendra</span><br />
<div>
<span style="font-size: 85%;">Ukuran : 13,5 x 20 cm</span></div>
<div>
<span style="font-size: 85%;">Isi : 688 halaman kertas <span style="font-style: italic;">book paper finland </span>57,5 gr</span></div>
<div>
<span style="font-size: 85%;">Rp. 81.000</span></div>
<div>
<span style="font-size: 85%;">Cetakan I, 2011</span></div>
<div>
<span style="font-size: 85%;">Genre : sejarah</span></div>
<span style="font-size: 85%;">ISBN : <br /></span><!--[if gte mso 9]><xml> <w:worddocument> <w:view>Normal</w:View> <w:zoom>0</w:Zoom> <w:trackmoves/> <w:trackformatting/> <w:punctuationkerning/> <w:validateagainstschemas/> <w:saveifxmlinvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:ignoremixedcontent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:alwaysshowplaceholdertext>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:donotpromoteqf/> <w:lidthemeother>EN-US</w:LidThemeOther> <w:lidthemeasian>X-NONE</w:LidThemeAsian> <w:lidthemecomplexscript>X-NONE</w:LidThemeComplexScript> <w:compatibility> <w:breakwrappedtables/> <w:snaptogridincell/> <w:wraptextwithpunct/> <w:useasianbreakrules/> <w:dontgrowautofit/> <w:splitpgbreakandparamark/> <w:dontvertaligncellwithsp/> <w:dontbreakconstrainedforcedtables/> <w:dontvertalignintxbx/> <w:word11kerningpairs/> <w:cachedcolbalance/> </w:Compatibility> <w:browserlevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel> <m:mathpr> <m:mathfont val="Cambria Math"> <m:brkbin val="before"> <m:brkbinsub val=""> <m:smallfrac val="off"> <m:dispdef> <m:lmargin val="0"> <m:rmargin val="0"> <m:defjc val="centerGroup"> <m:wrapindent val="1440"> <m:intlim val="subSup"> <m:narylim val="undOvr"> </m:narylim></m:intlim> </m:wrapindent><!--[endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:latentstyles deflockedstate="false" defunhidewhenused="true" defsemihidden="true" defqformat="false" defpriority="99" latentstylecount="267"> <w:lsdexception locked="false" priority="0" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Normal"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="heading 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="0" qformat="true" name="heading 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 7"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 8"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 9"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 7"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 8"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 9"> <w:lsdexception locked="false" priority="35" qformat="true" name="caption"> <w:lsdexception locked="false" priority="10" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Title"> <w:lsdexception locked="false" priority="1" name="Default Paragraph Font"> <w:lsdexception locked="false" priority="11" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Subtitle"> <w:lsdexception locked="false" priority="22" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Strong"> <w:lsdexception locked="false" priority="20" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Emphasis"> <w:lsdexception locked="false" priority="59" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Table Grid"> <w:lsdexception locked="false" unhidewhenused="false" name="Placeholder Text"> <w:lsdexception locked="false" priority="1" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="No Spacing"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" unhidewhenused="false" name="Revision"> <w:lsdexception locked="false" priority="34" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="List Paragraph"> <w:lsdexception locked="false" priority="29" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Quote"> <w:lsdexception locked="false" priority="30" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Intense Quote"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="19" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Subtle Emphasis"> <w:lsdexception locked="false" priority="21" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Intense Emphasis"> <w:lsdexception locked="false" priority="31" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Subtle Reference"> <w:lsdexception locked="false" priority="32" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Intense Reference"> <w:lsdexception locked="false" priority="33" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Book Title"> <w:lsdexception locked="false" priority="37" name="Bibliography"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" qformat="true" name="TOC Heading"> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]> <style> /* Style Definitions */ table.MsoNormalTable {mso-style-name:"Table Normal"; mso-tstyle-rowband-size:0; mso-tstyle-colband-size:0; mso-style-noshow:yes; mso-style-priority:99; mso-style-qformat:yes; mso-style-parent:""; mso-padding-alt:0in 5.4pt 0in 5.4pt; mso-para-margin:0in; mso-para-margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; font-size:11.0pt; font-family:"Calibri","sans-serif"; mso-ascii-font-family:Calibri; mso-ascii-theme-font:minor-latin; mso-fareast-font-family:"Times New Roman"; mso-fareast-theme-font:minor-fareast; mso-hansi-font-family:Calibri; mso-hansi-theme-font:minor-latin; mso-bidi-font-family:"Times New Roman"; mso-bidi-theme-font:minor-bidi;} </style> <![endif]--> <br />
<h2 style="line-height: 150%; margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 27pt;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 10.5pt; font-weight: normal; line-height: 150%;">Sejak penghancuran benteng Bangil di tahun 1706, pihak VOC sebenarnya secara resmi telah mengeluarkan berita tentang tewasnya Untung Surapati kala itu. Mereka bahkan mengubur jenazah yang diyakini sebagai jenasah Untung Surapati dalam 2 tempat yang berbeda. Namun ternyata berita yang berkembang di masyrakat, tidak demikian adanya. Untung Surapati tetap dianggap hidup, walau dalam kewadaan terluka parah. Dari atas tandu, ia bahkan terus memimpin pasukannya yang tersisa, untuk terus bergerak melawan VOC.</span></h2>
<h2 style="line-height: 150%; margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 27pt;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 10.5pt; font-weight: normal; line-height: 150%;"><i>Majoor</i> Goovert Knole kemudian ditugaskan mengungkap kebenaran itu. Ia bahkan diperintahkan untuk menangkap hidup atau mati sosok yang masih diyakini masyarakat sebagai Untung Surapati. Maka selama 4 tahun ini, ia terus menyusuri jejak-jejak pasukan Untung Surapati yang terus mencoba melarikan diri. Sebagian dari mereka bisa ia kalahkan, namun sebagian yang lain terus mencoba lari.</span></h2>
<h2 style="line-height: 150%; margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 27pt;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 10.5pt; font-weight: normal; line-height: 150%;">Dan kini akhirnya, usahanya tak sia-sia. Dalam sebuah peperangan pendek di tengah sebuah hutan, pasukannya berhasil membunuh hampir semua pasukan Untung Surapati, hingga membuat pasukan yang tersisa kemudan memilih menyerah.</span></h2>
<h2 style="line-height: 150%; margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 27pt;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 10.5pt; font-weight: normal; line-height: 150%;">Ini membuat<i> Majoor</i> Goovert Knole</span><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 10.5pt; line-height: 150%;"> </span><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 10.5pt; font-weight: normal; line-height: 150%;">merasa sangat lega. Kelelahannya seakan terbayar hari ini. Dengan gerakan yakin, namun masih menyisakan pandangan tajam kesekelilingnya, ia segera mendekati tandu yang diduga sebagai tandu milik Untung Surapati.</span></h2>
<h2 style="line-height: 150%; margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 27pt;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 10.5pt; font-weight: normal; line-height: 150%;">Tangannya kemudian segera menyibak kain yang menutup tandu itu.</span></h2>
<h2 style="line-height: 150%; margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 27pt;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 10.5pt; font-weight: normal; line-height: 150%;">Dan detik itu juga, ia terbelalak!</span></h2>
<br />
<div style="text-align: center;">
*****<br />
<br />
<div style="text-align: left;">
<span style="font-style: italic;">Untung Surapati adalah sosok yang dalam literatur-literatur asing kerap digambarkan sebagai sosok licik, pencari kesempatan dalam kesempitan, dan tak tahu membalas budi. Sering mereka hanya sekedar menyebut dengan nama 'Si Begal' untuk menunjukkan sosok salah satu pahlawan nasional kita ini...</span></div>
<div style="text-align: right;">
<span style="font-weight: bold;">- Yudhi Herwibowo</span></div>
</div>
Unknownnoreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-6733805991982437875.post-8377190178087421472010-09-20T01:31:00.000-07:002015-07-28T22:38:38.328-07:00Mata Air Air Mata Kumari<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEha46RfedZwjFRBYUChXZQMVw29MLErt-HWnoAgZWrmHxRpkX3XHncCJ8fc4o9nuLD24TawVHMC5H0gnQK67Gq_6bYn70bqoIHhc34qxiP1h8b3Z2Tay0SIZkQtfl23_Okg-aWx6gBeTIY/s1600/KUMARI+2.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEha46RfedZwjFRBYUChXZQMVw29MLErt-HWnoAgZWrmHxRpkX3XHncCJ8fc4o9nuLD24TawVHMC5H0gnQK67Gq_6bYn70bqoIHhc34qxiP1h8b3Z2Tay0SIZkQtfl23_Okg-aWx6gBeTIY/s400/KUMARI+2.jpg" width="267" /></a></div>
<br />
<span style="font-size: 85%;">Editor Istimewa : Bandung Mawardi<br />Cover dan ilustrasi : Istis Comic</span><br />
<div>
<span style="font-size: 85%;">Ukuran : 13,5 x 20,5 cm</span></div>
<div>
<span style="font-size: 85%;">Isi : 140 halaman kertas <span style="font-style: italic;">book paper finland </span>57,5 gr</span></div>
<div>
<span style="font-size: 85%;">Rp. 25.000</span></div>
<div>
<span style="font-size: 85%;">Cetakan I, 2010</span></div>
<div>
<span style="font-size: 85%;">Genre : kumpulan kisah</span></div>
<span style="font-size: 85%;">ISBN : 978-979-1032-41-4<br /></span>Dari bawah sana, beberapa orang mencoba menekuri aliran air matamu. Mungkin mereka tak puas menikmati aliran itu hanya dari hilir. Atau mereka berharap menemukan mata air yang lebih jernih, dan tak berasa asin. Dan itu sama sekali tak sulit. Hanya beberapa hari berselang, mereka telah sampai di tanah gersang kami.<br />
Kau yang saat itu terduduk di tepi danaumu, hanya bisa terperanjat. Menatap nanar, tak percaya. Seseorang yang nampaknya pemimpin kelompok itu, maju dengan langkah tak percaya, “Ternyata di sini, pelacur ini!” semburnya dengan suara garang. Tapi seorang lainnya, yang dapat melihat tetesan air mata perempuan itu jatuh ke danau, menyentuh temannya perlahan, “Lihat,” bisiknya, “Aliran sungai yang kita cari, ternyata berasal dari air matanya!”<br />
Orang-orang yang lain menatap tak percaya.<br />
“Bajingan! Berarti selama ini kita minum dari air mata pelacur ini?” pemimpin kelompok itu meludah. Dan tanpa ada perintah, orang-orang itu sudah bergerak mengepung perempuan itu, “Seharusnya saat itu kau sudah kami habisi!” ujar salah satunya.<br />
Kau mundur dengan ketakutan, “Aku tak bersalah!” suaramu terdengar di antara tangismu. Kau terjerembab.<br />
“Cuih!” mereka meludah.<br />
“Aku mencintainya!” kau lagi-lagi berkata, sambil terus merangkak mundur, “Dan kalian… kalian telah membunuhnya!”<br />
“Ia pantas mati! Ialah yang telah memurukkan dewi kami ke dalam nista!” Lalu suara tawa terdengar. Dan selepas itu, hanya sepengedipan mata, tombak di salah satu tangan lelaki itu, sudah melayang tajam… menembus lehermu!<br />
<br />
<span style="color: red; font-style: italic;">Buku Mata Air Air Mata Kumari ini tidak sekadar suguhan kata di atas lembaran kertas. Buku ini menantang peziarahan imajinasi-lokalitas dan penelisikan diri manusia melalui pelbagai peristiwa. Kefasihan menuliskan kepekaan tempat (geografi) juga mengesankan kerja kepengarangan sadar dalam lintas batas imajinasi kultural-lokalitas. Keberimanan pengarang menjelma sapaan intim untuk pembaca memasuki jagat cerita...</span><br />
<div style="text-align: right;">
- Bandung Mawardi, esais</div>
Unknownnoreply@blogger.com21tag:blogger.com,1999:blog-6733805991982437875.post-28797988008474333032010-07-21T21:03:00.001-07:002015-07-28T22:41:07.477-07:00Gokil Backpacker, kisah-kisah anak kost paling maksa<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgibHOGuhwDL0Gl4C3Ms2GqViFDDnuSxNh6787AECWYFEbcVQw2aKrAM8aYDFUOqQlwOZAPfS0wb6i9nrYltu0MFu59lOpq4idQjFANch2v_wCOZ_LT-FyibswAzb3BKejDr55S4a_adiU/s1600/bacpacker+ok+2.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgibHOGuhwDL0Gl4C3Ms2GqViFDDnuSxNh6787AECWYFEbcVQw2aKrAM8aYDFUOqQlwOZAPfS0wb6i9nrYltu0MFu59lOpq4idQjFANch2v_wCOZ_LT-FyibswAzb3BKejDr55S4a_adiU/s400/bacpacker+ok+2.jpg" width="236" /></a></div>
<br />
<span style="font-size: 85%;">ukuran : 11,5 x 19 cm</span><br />
<div>
<span style="font-size: 85%;">isi : 192 halaman kertas koran</span></div>
<div>
<span style="font-size: 85%;">Rp. 25.000</span></div>
<div>
<span style="font-size: 85%;">Cetakan I, 2010</span></div>
<div>
<span style="font-size: 85%;">Genre : novel gokil</span></div>
<span style="font-size: 85%;">ISBN : 978-979-1032-43-8<br /></span>Kalau Metro 10 mengadakan survey tentang ini, misalnya dengan pertanyaan: apakah alasannya yang paling sering dipakai para cowo untuk menolak ajakan cewe untuk nemenin ke pasar? Pasti jawaban saya ada semua di daftar 10 itu. Dari ketiduran, sakit, lupa, nemenin ortu, kursus, nengokin temen sakit, motor mogok, ngasih makan kucing, sampai salah masuk ke pasar yang lain, semua pasti ada!<br />
<span style="font-weight: bold;">-- Perempuan Berkalung Jengkol</span><br />
<br />
“Novel Mas Yudhi yang judulnya Emak Ingin Naik Kuda akan segera difilmkan….”<br />
Saya tertegun. Kali ini kalimat itu terdengar sangat jelas. Maka detik berikutnya, saya langsung berteriak histeris.<br />
“Untuk pembelian hak cipta, dari PH-nya, penulis berhak mendapat… tet tet tet (sensor, karena menyangkut dapur penulis). Nanti akan segera kami bayar lunas ya, Mas,” ujarnya lagi. “Maksudnya lunas… dalam 5 kali pembayaran…”<br />
<span style="font-weight: bold;">– Emak Ingin Naik Kuda</span><br />
<br />
“Mas Yudhi, ya?”<br />
Saya langsung kaget. Lho, kog tau? Saya kan lagi gak pake kaos saya yang ada tulisannya 'My Name is Yudhi', atau saya juga lagi gak pegang buku saya yang berjudul 'Untung Ada Yudhi'?<br />
Tapi bagaimana dia bisa tahu?<br />
Saya bener-bener gak bisa mengingat. Apa dia temen saya dulu ya? Temen SMP? SMA? Atau temen… one night stand? Wekekek, gayaneee!<br />
<span style="font-weight: bold;">-- Backpacker Paling Maksa<br /></span>Nah, saat itulah kejadiannya terjadi. Saat motor saya melewati sebuah minimarket, tiba-tiba sebuah carry ngebut di deket kami. Dekeeet banget, hingga mengenai spion motor saya. Saya pun seketika oleng. Karena jalanan yang gak rata, banyak gelombang-gelombangnya, motor pun tak lagi bisa dikendalikan.<br />Adegannya bener-bener mirip film Fast and Furious, motor saya jatuh menyisir aspal panas. Saya sendiri langsung jatuh tertimpa motor. Ah, saya nyesel banget kenapa saat itu saya gak pakai stuntmant.<span style="font-weight: bold;"><br />-- Bakso Paling Mahal Sedunia<br /></span>Nah, saya dan beberapa temen di kelompok saya langsung membuat grup ngamen. Awalnya karena gak dibekali gitar atau pun saxophone, kami terpaksa berakapela. Ada teman saya ngambil suara satu, teman yang lain suara dua, saya sendiri suara perut. Jadi gak bunyi, ;)<br />Saya agak lupa-lupa lagunya. Tapi kalau gak salah waktu itu lagi hitnya lagu duet Anang sama Krisdayanti. Maka kami pun menyanyi lagu itu. Ini bukanya cemen loh, tapi biar pembagian vokalnya enak, halah ngeles!<span style="font-weight: bold;"><br />-- Gokil Backpacker</span>Unknownnoreply@blogger.com9tag:blogger.com,1999:blog-6733805991982437875.post-55525548598323369992010-06-21T01:30:00.000-07:002015-07-28T22:42:42.448-07:00Di Sebalik Tabir Youtube (edisi Bahasa Melayu, Malaysia)<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg8_jvM7hGe1riyxcEKYQs6w1x_dM9Bv5Gdw5KJ9WsOV48S77CYc3U8W5NUce2RPKRMe2CUETyth0Dw4sVY5b1yOFuiijGJxNgS7Z5auWXhjTtI8H8YAvqSkh57BjQ8qFWnklhtWQGhulI/s1600/youtube+malaysia.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg8_jvM7hGe1riyxcEKYQs6w1x_dM9Bv5Gdw5KJ9WsOV48S77CYc3U8W5NUce2RPKRMe2CUETyth0Dw4sVY5b1yOFuiijGJxNgS7Z5auWXhjTtI8H8YAvqSkh57BjQ8qFWnklhtWQGhulI/s400/youtube+malaysia.jpg" width="258" /></a></div>
<br />
<br />
buku<b> YouTube Success Story </b>diterjemahkan ke dalam bahasa Malaysia dengan judul : DI SEBALIK TABIR YOUTUBE oleh penerbit PTS Profesional (www.pts.com.my)Unknownnoreply@blogger.com4tag:blogger.com,1999:blog-6733805991982437875.post-52910366730354723242010-01-03T01:09:00.000-08:002015-07-28T22:44:17.415-07:00Gokil van Ngekos<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjony2Oq8sDSlwYIbt4kMeBpCjZYYB9w6liTAnnOi0_H6jBFgzDUMNJOt2jHUB4ujlkWIdquz1kFj112aEBY7bET_ID3Jm9eqvGACuP5_QkccHSiw1ewy_HuQwjt6DSRRDP8cxxOLiQnpI/s1600/ngekos.bmp" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjony2Oq8sDSlwYIbt4kMeBpCjZYYB9w6liTAnnOi0_H6jBFgzDUMNJOt2jHUB4ujlkWIdquz1kFj112aEBY7bET_ID3Jm9eqvGACuP5_QkccHSiw1ewy_HuQwjt6DSRRDP8cxxOLiQnpI/s400/ngekos.bmp" width="242" /></a></div>
<br />
<br />
<div>
Buku ke24 saya akhirnya terbit di penghujung tahun 2009. alhamdulillah. </div>
<br />
<div>
</div>
<div>
ini termasuk naskah paling lama yang saya tunggu. mungkin sekitar 11 bulan dari pertama kali saya kirimkan seblulan setelah Kuch kuch Lebai Hai terbit.</div>
<br />
<div>
</div>
<div>
Konsep awal buku ini adalah lanjutan dari Asoi Geboi Bohai. Waktu saya kirim dengan judul : Asoi Lebai Lagai, sengaja dengan judul itu supaya ada hubungan dengan 2 buku saya sebelumnya : Asoi Geboi Bohai dan Kuch kuch Lebai Hai...</div>
<br />
<div>
Tapi ternyata penerbit menggantinya menjadi Gokil van Ngekos. Gak masalah. judul ini jadi terasa lebih menjual.</div>
<div>
</div>
<br />
<div>
Awalnya buku ini cuma memuat 24 cerita. Namun di akhir finishing layoutnya, saya menambahkan 3 cerita : voli pantai ala eltoros, mbah citro selingkuh sama demam fitnes.</div>
<br />
<div>
</div>
<div>
Buku ini jadi terasa sangat penuh. tebalnya 224 halaman dengan font yang lebih kecil dari biasanya. kertasnya juga memakai kertas koran, hingga harganyanya cuma 24.500. sangat terjangkau bag abg yang kalo beli pulsa gocengan doang, hehe. Intinya : membeli buku ini terasa marem banget. tebel, fontnya kecil2 dan ceritanya banyak... bisa baca 7 hari 7 malam, hehe...</div>
<br />
<div>
*****</div>
<div>
salah satu petikan ceritanya :</div>
<div>
<br />
Tikungan Kematian<br />
<br />
Seperti yang semua tahu, sebelum kost di eLtorros, saya kost di pinggir jalan Ir. Sutami. Kostnya memang gak ada namanya, tapi sumpah terkenal banget, terutama di lingkungan pemilik kost! Halah!<br />
Ada pengalaman yang gak akan saya lupa kost disana. Bukan di dalam kostnya, tapi di depan kostnya. Tepatnya di tikungan jalan besar di depan kost saya.<br />
Di tikungan itulah kerap terjadi banyak kecelakaan. Konon, dari cerita turun-temurun orang-orang tua di sekitar kost saya, tikungan itu dinamakan… tikungan kematian!<br />
Tereeeeeng!<br />
Sebuah cerita pernah terkuak beberapa tahun lalu. Saat itu pernah ada seorang reporter televisi swasta meliput soal tikungan ini. Baru aja dia bilang, “Para pemirsa, kini saya tengah berada di tikungan yang dikenal oleh masyarakat Solo sebagai tikungan kemat…”<br />
Lalu… wuuuuuush… BRAAAAK!<br />
Sebuah gerobak bakso langsung menabraknya dengan sukses. Kasian banget, dia sampai terkapar tak berdaya. Beberapa jerawatnya terpaksa diamputasi.<br />
Sumpah ini beneran terjadi. Cuma sekedar contoh kecil.<br />
Kadang saya merasa seperti salah memilih tempat kost. Namun dari situlah saya mendapat banyak pengalaman yang selalu berhubungan dengan segala macam kecelakaan. Hampir seminggu sekali terjadi kecelakaan. Bahkan sekali waktu, saat lagi ditengok keluarga dari Purwokerto, kecelakaan terjadi tepat di depan jendela kamar saya!<br />
<br />
*****<br />
Cerita pertama saya tentang kecelakaan adalah saat saya memakai baju favorit saya.<br />
Waktu itu saya punya satu baju favorit. Walau hanya kaos biasa, tapi gambarnya bo! Michael Jackson!<br />
Saya ini… apa ya sebutannya? Jacksonis? Jacksoner? Bala Jackson? Sobat Jackson? Pokoknya gitu deh. Sebelum semua orang suka Jacko setelah ia meninggal, saya bener-bener sudah suka Jacko lamaaaa benget, mungkin dari jaman saya masih ingusan. Satu persamaan saya dengan Jacko adalah , kalo megang anu, kita langsung njinjit dan mendesah atau berteriak, ‘yiiiiha!’<br />
Sebenernya saya punya 3 kaos dengan gambar Michael Jackson. Tapi yang paling saya suka, ya yang ini. Abis ini yang paling mahal. Saya belinya di Jogja. Kata yang jual ini buatan luar, luar Jogja maksudnya, kalau gak Bandung berarti Jakarta.<br />
Kaos putih ini bergambar Michael Jackson di tengah konsernya. Ia lagi berdiri jinjit di mana satu tangannya memegang topi yang diturunin sedikit, lalu tangan satunya lagi memegang anunya. Gambar ini bener-bener mengandung filosofi yang dalam buat saya. Topi yang sedikit menunduk adalah simbol kalau Michael Jackson menghormati para penggemarnya. Kaki yang berdiri menjinjit adalah simbol beratnya beban hidup Michael Jackson selama ini. Dan tangan yang sedang memegang anunya adalah symbol untuk dirinya yang selalu menjaga nafsu syahwatnya! Buseeet, dalem banget!<br />
Saya beruntung punya kaos dengan nilai filosofi begitu dalem. Apalagi yang bikin lebih istimewa, ada manik-maniknya tersebar di beberapa bagian. Jadi bikin berkilauan kalau dipakai.<br />
Sumprit, kalau saya jalan dengan kaos itu, kesannya saya ada di atas panggung. Apalagi kalau kedapatan ada yang lagi nyetel lagunya Michael Jackson….<br />
<br />
la la la la la…. black or white<br />
li li li li li… black or white…<br />
<br />
Tanpa sadar saya bakalan melakukan moonwalker. Kereeen!<br />
Tapi sayangnya, kesukaan saya ini membuat temen-temen saya sering dihinggapi perasaan sirik. Katanya kaos saya itu mirip banget baju dangdutnya Camelia Malik…<br />
Sotoy, gak tau orang seneng!</div>
<div>
</div>
<br />
<div>
*****</div>
Unknownnoreply@blogger.com23tag:blogger.com,1999:blog-6733805991982437875.post-12982825545294587932009-11-26T22:58:00.000-08:002015-07-28T22:45:05.678-07:00Untung Ada Yudhi<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiJTZQH4fcbUuyNY1H1OdDUzbIrFKNYUpUmo82uBScoN5zfOiWgt_tJDjmVZvZ_JkgjfNCw7G2Oc1EI-_6E8m5MIVGSFxKtPy_IjOTD3oV1YFUdgho30m_4us9ezB-JFpzI5tG9k298ybI/s1600/untitled.bmp" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiJTZQH4fcbUuyNY1H1OdDUzbIrFKNYUpUmo82uBScoN5zfOiWgt_tJDjmVZvZ_JkgjfNCw7G2Oc1EI-_6E8m5MIVGSFxKtPy_IjOTD3oV1YFUdgho30m_4us9ezB-JFpzI5tG9k298ybI/s400/untitled.bmp" width="252" /></a></div>
<a href="http://4.bp.blogspot.com/_I16ansJSnbM/Sw953mm45jI/AAAAAAAAARI/OWwXZNF9vi4/s1600/untitled.bmp"></a><br />
<div>
<br />
Ini bukuku ke23 </div>
<br />
<div>
buku komediku ke3 (harusnya ke4 ding)</div>
<br />
<div>
</div>
<br />
<div>
begitu ngeliat covernya saya langsung wakakakak sendiri...</div>
<div>
</div>
<div>
dulu buku ini dijudulkan oleh penerbitnya Bentang : 'BUDIO NO, BUDI ANDUK YES'. dan direncanakan akan terbit sebelum pemilu. tapi ternyata gak ngejer waktunya. makanya terus buku ini mengendap lamaaaaaa juga. baru kemudian dapet ide kayak gini! hehehe sebagai pengagum budi anduk saya merasa tersanjung, wekekek...</div>
<br />
<div>
</div>
<br />
<div align="center">
*****</div>
<br />
<div>
</div>
<br />
<div>
Kambing Betina<br />
<br />
<br />
Sebelumnya perlu saya klarifikasi kalau cerita ini sumpah mateng, bukannya mau mengikuti kesuksesan kambing jantan. Ini jelas berbeda. Karena ini merupakan cerita yang bener-bener tentang kambing!<br />
Saya menuliskan cerita ini karena belakangan ini saya sering makan sate kambing. Minimal seminggu 2 kali, atau kalau lagi sadar keresterol, yaaa, seminggu sekali saja.<br />
Sekarang ini saya punya tempat langganan sate yang asik punya. Kalau saya kesana, saya cukup datang saja, gak perlu mesen seperti biasanya ; “Satenya satu porsi, Mas, 10 tusuk. Gak perlu pakai ati, pilihin gajihnya yang banyak, entar kecapnya juga yang banyak ya, gak usah pake tomat sama bawang, tapi kolnya dibanyakin dan ditaruh dipinggir piring aja, jangan dicampur sama satenya, bakarannya yang mateng ya, Mas, trus nasinya satu setengah yang anget! Minumnya es teh, tapi kalau bisa yang mereknya yang Cap Gardu, karena wangi sama rasanya wuenak tenan… ”<br />
Yap, saya gak perlu sampai ngomong sepanjang itu. Tinggal masuk, duduk di kursi, dan langsung deh dibuatin.<br />
Sip banget, pelanggan sejati ceritanya. Kalau dalam istilah Solo : Wis Lengganan, hehe!<br />
Akhir-akhir ini memang kambing lagi banyak disuka. Itu mungkin karena sudah dibuat lagunya oleh grup musik Bruket, yang lagi naik daun. Inget kan lagunya?<br />
<br />
hanya kambing yang bisa<br />
membuuuuat aku jadi tergila-gila<br />
membuuuuat aku jatuh ciiiinta<br />
karena tak ada yang lain selainmu…<br />
<br />
Setiap makan sate kambing saya sering mengkilas betapa menderitanya saya dulu karena jaraaaang banget makan sate kambing. Saya pol makannya ayam… lho ayam kan mahal? Bentar dulu, ayamnya ayam tiren, hikz…<br />
Hehe, lebaiiii!<br />
Maka itulah karena sekarang sering makan sate kambing, saya bisa nandain sate yang enak dan sate yang enak banget (sate kambing memang cuma punya 2 rasa). Dan kesimpulan saya : sate yang enak itu bukanlah sate yang dibuat dari kambing yang masih muda, tapi kambing yang betina. Ini mitos yang bener…. bener-bener jayus maksudnya.<br />
Tapi walau jayus analisanya masuk akal kog. Gini : konon keringat kambing betina lebih sedikit dari kambing jantan. Makanya daginya gak apek. Lebih terasa… harum malah, hehe… rexona banget!<br />
Cerita soal kambing saya punya pengalaman seru bareng Ibun dan Tono.<br />
Dua anak ini dulunya walau culun, tapi memang kemaki luar bisa, hehe. Gak beda jauh dari saya, hehe. Sekedar deskripsi bagi mereka : Tono itu temen satu angkatan saya di arsitek, orangnya kurus, tinggi, dan kalau ngentut selalu ngaku. Sedang kalau Ibun, dia adalah temennya satu kost Tono. Anaknya pendiem, baik dan kalau ngentut pasti nuduh Tono, hehe…</div>
<br />
<div>
</div>
<br />
<div align="center">
*****</div>
Unknownnoreply@blogger.com15tag:blogger.com,1999:blog-6733805991982437875.post-87931098579126060032009-09-07T07:39:00.001-07:002015-07-28T22:46:29.445-07:00Pandaya Sriwijaya<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhm53Wk6AUtBdNPiEdL2eDG68U6YPK7_f_qEtDAWDSpmRkMEbS0GB0PqBZphE9B1bNG_cm1dj4mYzEgID7sy-aa_f6u1Dw6544g5BuVJiTikoDv4UZcFsR9tjb28oe9DenbNOsW5Ndenug/s1600/pandaya+ok.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhm53Wk6AUtBdNPiEdL2eDG68U6YPK7_f_qEtDAWDSpmRkMEbS0GB0PqBZphE9B1bNG_cm1dj4mYzEgID7sy-aa_f6u1Dw6544g5BuVJiTikoDv4UZcFsR9tjb28oe9DenbNOsW5Ndenug/s400/pandaya+ok.jpg" width="255" /></a></div>
<br />
Pemilihan Pandaya Sriwijaya seharusnya telah usai. Namun, kehadiran seorang gadis bercadar dengan rajah kupu-kupu di pipinya membuat keputusan Dapunta Cahyadawasuna berubah. Gadis itu tak kalah hebatnya dengan pandaya terpilih, seorang pemuda dengan tiga pedang. Pertempuran keduanya, dengan jurus-jurus kejutan yang begitu dahsyat, seakan tak akan pernah berakhir. Berbeda dari tradisi sebelumnya, Sriwijaya kini memiliki dua pandaya. Sriwijaya, di tengah ancaman kerajaan tetangga dan kedatuan-kedatuan yang tengah berkhianat, masih menggenggam ambisi menguasai Bhumi Jawa. Dibutuhkan pendekar-pendekar kuat nan digdaya untuk mencapainya, selain juga armada-armada yang tangguh. Namun, upaya mempertahankan kebesaran Sriwijaya bukan tanpa biaya. Ada luka, tangis, amarah, dan tak kalah ketinggalan, dendam. Dan, tak ada yang mengira, sebuah dendam bisa memorakmorandakan kesatuan terhebat di penjuru nusantara pada masa itu. Berhasilkah para pandaya Sriwijaya mempertahankan kembali kebesaran yang selalu dibanggakan para leluhur? Dalam 12 purnama, Balaputradewa mengucurkan darah 25.000 nyawa. Semua demi kebesaran sebuah nama: Sriwijaya.<br />
<br />
<div>
</div>
<div>
*****</div>
<div>
</div>
<div>
<br />
sampai saat ini masih menjadi novel terpanjang saya. konon tebalnya 470 halaman. walau ceritanya fiksi, namun semua data tentang sriwijaya termuat disini. saya harap gak terlalu mengecewakan. karena saya suka ceritanya...</div>
Unknownnoreply@blogger.com4tag:blogger.com,1999:blog-6733805991982437875.post-90880187301614316672009-08-14T06:36:00.000-07:002015-07-28T22:47:56.324-07:00Futatsu No Nagareboshi - Kisah 2 Bintang Jatuh<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjlI9bqVrDtRpEpwNtkBp6LWtJDhiOyvcO8wv63qdtPxE3_G0cOVJzq1KireM8NdxzBiyreUF8WGfi3lNtP5raSYN69PJYjNq0Hmr0CKESCp__Sk-nEUTds3vrSkW0R7GmHo8Nkl69QekY/s1600/futatsu+ok.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjlI9bqVrDtRpEpwNtkBp6LWtJDhiOyvcO8wv63qdtPxE3_G0cOVJzq1KireM8NdxzBiyreUF8WGfi3lNtP5raSYN69PJYjNq0Hmr0CKESCp__Sk-nEUTds3vrSkW0R7GmHo8Nkl69QekY/s400/futatsu+ok.jpg" width="262" /></a></div>
<a href="http://1.bp.blogspot.com/_I16ansJSnbM/SoVwhkYvJII/AAAAAAAAAP4/z8X1ZHjQ8JQ/s1600-h/futatsu+ok.jpg"></a><br />
<div align="left">
<br />
Sungguh, pernah kuceritakan pada kalian, sebuah kisah tentang sosok bermata iblis. Sosok yang selalu menaburkan ketakutan, kengerian, bahkan kematian, bagi siapapun yang melihatnya… Sosok yang cara matinya sungguh yang tak biasa… Sosok yang kesetiaannya tak pernah bisa terukur…<br />
Dan ini adalah kisah, setelah kematian dirinya…<br />
<br />
****<br />
<br />
1<br />
Anak dari Sang Iblis<br />
<br />
<br />
Jauh dari Kastil Torigawa di Gifu, perempuan setengah baya itu, Sayaka Aoki, berjalan cepat-cepat. Ia menyincing kimono-nya ke atas, untuk mempermudah langkahnya. Gerakannya nyata sekali nampak terburu-buru dan sedikit berhati-hati. Matanya tak pernah lepas berpaling ke segala penjuru, mengamati sekitarnya. Sementara dibelakangnya, anaknya, seorang gadis 16 tahun, berjalan mengikuti langkahnya dengan kepala tertunduk.<br />
“Cepatlah, Kana!” ujarnya dengan suara ditekan.<br />
Gadis itu sama sekali tak menyahut. Ia hanya melebarkan langkahnya agar dapat terus berada tak jauh dari ibunya.<br />
Saat itu langit memang masih nampak gelap. Matahari masih akan sangat lama untuk mulai menampakkan sinarnya. Kabut tebal masih menyelimuti seluruh setapak, membuat pandangan mata belum dapat menembus jauh ke depan.<br />
Maka itulah sejak tadi perempuan itu nampak berjalan berhati-hati. Ia bisa saja terjatuh dalam kubangan yang banyak tersebar di sepanjang setapak. Namun sebenarnya, bukan sekedar untuk itu kehati-hatiannya. Yang lebih dikwatirkannya adalah ada orang-orang yang tak diharapkannya melihat… pelariannya ini!<br />
Ya, pelarian! Ia terpaksa menggunakan kata itu, karena kini ia memang tengah mencoba meninggalkan kediamannya tanpa diketahui oleh siapa pun. Beberapa saat yang lalu, seorang prajurit suaminya, yang telah begitu lama dikenalnya, datang ke rumahnya saat puncak malam baru saja bergeser.<br />
“Nyonya besar,” ia membungkuk dalam-dalam, “Tuan Sano Sakai telah dibunuh.”<br />
Dan ia hanya bisa tertegun mendengar kalimat itu. Kejadian ini hanya berselang satu hari sejak pihak Keluarga Torigawa datang padanya untuk mengabarkan kematian suaminya, Shoja, karena luka parah saat duel.<br />
Awalnya ia sama sekali tak percaya dengan berita itu. Suaminya adalah petarung yang tangguh. Sepanjang ia mengenalnya, tak pernah ia melihat suaminya terluka. Tapi ekspresi pembawa kabar itu kemudian harus membuatnya percaya.<br />
Ya, saat itu ia memang harus percaya dan terluka.<br />
Dan kini, hanya berselang sehari kemudian, saat hatinya masih diliputi duka yang dalam, kabar kematian Sano Sakai, salah seorang kaki tangan suaminya yang paling dipercaya, kembali terdengar olehnya. Sejak lama, ia mengenal Sano Sakai dengan baik. Dia merupakan satu-satunya anak buah suaminya yang paling kerap datang kerumahnya. Bahkan tak jarang ia melihat suaminya mengajari pemuda itu satu atau dua gerakan pertarungan.<br />
Mengingat itu, satu pikiran mau tak mau segera saja berkelebat di otaknya.<br />
Tentunya bila pemuda itu sampai juga di bunuh, tentunya telah terjadi pergeseran kekuasaan di kastil keluarga Torigawa yang begitu drastis.<br />
“Nyonya besar,” suara prajurit itu menyadarkan kembali dari pikirannya. “Nampaknya Nyonya Besar…. harus segera pergi dari rumah ini, sekarang juga!”<br />
Dan itulah yang kemudian dilakukan Sayaka Aoki. Ia tak bisa mempertimbangkan lebih lama lagi. Segera saja ia membangunkan putrinya, dan membawa beberapa helai pakaian dan uang yang tak seberapa.<br />
Untungnya kabut sepertinya membantu pelarian diri keduanya. Beberapa kali, ia mencoba menoleh ke belakang. Bukan sekedar menunggu putrinya yang berjalan dibelakangnya, tapi juga untuk melihat rumah mereka yang semakin lama mulai tertelan kabut…<br />
Sungguh, ini begitu menyesakkan. Rumah itu telah begitu lama menaungi dirinya suaminya juga Kana. Semua kenangannya ada disitu, dan kini ia harus ditinggalkan begitu saja…<br />
Setitik air matanya jatuh. Namun ia buru-buru menyapunya dengan punggung tangannya. Saat itulah, dari tempatnya berdiri, sudah dilihatnya samar-samar sebuah kereta kuda di ujung setapak.<br />
Sayaka Aoki bernapas lega. Segera ia menarik tangan putrinya, “Cepatlah!” ujarnya.<br />
Kemudian kedua perempuan itu segera naik ke dalam kereta kuda itu.<br />
Prajurit yang tadi mengabari tentang kematian Sano Ryu sudha nampak menunggunya.<br />
“Kita pergi sekarang, Nyonya Besar?” tanyanya sambil menoleh.<br />
Sayaka Aoki hanya mengangguk pelan.<br />
Dan bunyi tapak kuda kemudian mengisi keheningan.<br />
Di dalam kereta, Sayaka Aoki segera melempar pandangannya ke belakang, mencoba melihat lagi rumah miliknya. Tapi ia hanya menemukan setapak berkabut yang semakin terasa menebal.<br />
Matanya kembali berkaca-kaca. Ia ingin kembali menangis, namun melihat putrinya yang juga tengah menatap ke arah yang sama, ia menguatkan hatinya.<br />
Dibiarkannya kereta semakin meninggalkan desa mereka dalam keheningan. Sedkit, walau tadi ia kecewa terhadap kabut yang sudah menghalangi pandangannya pada rumahnya, namun di sisi yang lain, ia tetap merasa berterimakasih karena kabut karena telah membantunya dalam pelarian ini. Ini membuatnya merasa tenang.<br />
Namun di tengah perasaan seperti itu, baru disadarinya kalau putrinya yang sejak tadi duduk dihadapannya, masih saja terus memunggungi dirinya untuk menatap ke arah belakang kereta.<br />
Sayaka Aoki sebenarnya ingin mencoba berkata sesuatu, membuka percakapan, namun ia segera mengurungkan niatnya ketika tanpa sengaja dari arah tempatnya duduk, sekilas dilihatnya sesuatu yang aneh di mata Kana.<br />
“Kana,” segera ia memegang pipi anaknya. Dengan sedikit memaksa, dibawanya wajah anaknya itu tepat didepannya.<br />
“Kenapa… dengan matamu?” ia memandang tak percaya pada kedua mata anaknya yang kini nampak sangat memerah.<br />
Namun ia tak bisa mengamati lebih lama. Tanpa menjawab pertanyaan itu, Kana sudah menepis pegangan tangannya, dan kembali membalikkan tubuhnya ke belakang.<br />
Sayaka Aoki hanya bisa membiarkannya dengan perasaan tak tentu. Sungguh, ini… begitu menyakitkan hatinya. Ia tahu sejak berita kematian suaminya datang, Kana juga mendengarnya bersamanya. Saat itu, ia sama sekali tak menahan kesedihannya. Ia terpuruk dan menangis. Namun tidak demikian dengan Kana. Walau matanya nampak jelas berkaca, tapi ia tak menangis, setidaknya… ia berusaha keras untuk tak menangis. Ia hanya beranjak meninggalkan ruangan dan menuju kamarnya.<br />
Sayaka Aoki tak tahu, apakah disitu, di dalam keheningan kamarnya sendiri, anaknya itu melepas tangisnya? Ia tahu sekali seberapa dekat hubungan anaknya itu dengan suaminya. Ia yakin berita ini pastilah begitu dalam melukai hatinya, hingga ia yakin anaknya itu pastilah menangis.<br />
Jadi apa ini yang kemudian membuat matanya menjadi semerah itu?<br />
Sayaka Aoki hanya bisa menggeleng tak yakin.<br />
Namun sungguh, mata yang memerah itu, begitu mengingatkannya pada mata suaminya…<br />
<br />
*****<br />
<br />
Ini adalah lanjutan novel Samurai Cahaya. Kisah lanjutan 2 bintang jatuh yang tersisa, Sano Ryu dan Yokushimaru Toshi. </div>
<div align="left">
Cukup lama saya membuat novel ini, karena sempat terhenti membuat novel lain. Cover novel ini dibuat oleh Mas Yogi dan editannya oleh dilakukan Mas Jody. Semoga tak mengecewakan...</div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6733805991982437875.post-1740258592705447462009-01-24T20:08:00.000-08:002015-07-28T22:50:59.303-07:00Perjalanan Menuju Cahaya<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgO7uaiLHN9vlUxrZPE2Srr3ZY9c_qCka4jZlyPg7Z0LvJVbEUvlsQcC94BmLZKW7W8dxdPTOwESmoQo1Xxu-GDMSdkBvfP0p3rW7V_FOgxJTrQBO83rAT_SX6wpnc1MzJDHDGgCib_BQU/s1600/perjalanan.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgO7uaiLHN9vlUxrZPE2Srr3ZY9c_qCka4jZlyPg7Z0LvJVbEUvlsQcC94BmLZKW7W8dxdPTOwESmoQo1Xxu-GDMSdkBvfP0p3rW7V_FOgxJTrQBO83rAT_SX6wpnc1MzJDHDGgCib_BQU/s400/perjalanan.jpg" width="273" /></a></div>
<a href="http://1.bp.blogspot.com/_I16ansJSnbM/SXvnZO0LksI/AAAAAAAAAOs/EDpwD0nyu-s/s1600-h/perjalanan.JPG"></a><br />
<div align="justify">
<br />
<i>"Nanti, bila tiba waktunya, pandanglah langit saat malam tercerah… Kau akan temukan satu cahaya, yang paling berkilau diantara cahaya yang lain… Mungkin itu adalah cahaya milikmu, arah perjalananmu… “</i></div>
<i></i><br />
<div align="justify">
<i><br /></i></div>
Ucapan Opa Mora inilah yang kemudian mengantar Duara Dethan melakukan perjalanan panjang untuk membuktikan semua cerita Opa Mora, yang selama ini hanya dianggapnya dongeng masa kecilnya…<br />
Awalnya ia menuju Kofa, tanah yang dulu pernah menjadi tanah terindah diantara tanah tergersang. Lalu ia menuju Lamalera untuk mengunjungi seorang lama fa, atau pemburu paus, yang memiliki kemampuan mengundang paus dengan suaranya. Ia juga menuju Teluk Bapuara mencari manusia ikan diantara bangkai kapal karam peninggalan Portugis. Kemudian berlanjut ke So'e, tanah para tiku, perampok berkuda, tempat Opa Mora memendam cinta yang tak pernah diketahui sebelumnya. Lalu ke Manufui, tempat sirkus Para Hantu melakukan pertunjukan, dan juga tempat pertemuannya dengan sosok istimewa Kanna Edo. Dan terakhir, ia mengunjungi Atambua, dimana terdapat pohon yang konon pada masa dulu, dapat mengabulkan hujan…<br />
Semuanya merupakan perjalanan yang begitu mirip dengan perjalanan yang dilakukan Opa Mora hampir 40 tahun yang lalu. Sungguh, awalnya Duara Dethan tak terlalu berharap banyak membuktikan semua perjalanan itu, namun yang terjadi adalah sebuah petualangan panjang yang tak pernah dibayangkan sebelumnya…<br />
<div>
</div>
<div align="center">
*****</div>
<div align="center">
</div>
<div align="justify">
Ini merupakan buku ke 21 saya. Buku yang saya pikir bakal jadi buku saya yang paling istimewa. karena saya menulis ini memang sengaja untuk mengenang tempat dimana saya remaja, Kupang, NTT. Novel ini juga merupakan novel pemenang ketiga Sayembara Menulis Novel Inspirasi Penerbit ANDI Jogjakarta</div>
<div align="center">
</div>
<div align="center">
*****</div>
<div align="center">
<br />
<i>Kisah yang tidak hanya mengantar kita menuju cahaya,<br />melainkan juga pada pengembaraan yang menakjubkan…</i><b>Sanie B. Kuncoro</b>, penulis novel <b><i>Kekasih Gelap</i></b></div>
Unknownnoreply@blogger.com5tag:blogger.com,1999:blog-6733805991982437875.post-39344712762992869982008-12-19T07:56:00.000-08:002015-07-28T22:51:54.546-07:00Kuch Kuch Lebai Hai<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEid6Ww0M14YDowqbw0VU_ip7NDSEWXlgM57PvZDd3ir_7zz2ClCQY6HVooxIuL7YmGe1JZsy5UpzGAsaqLkSWqVXKnUjyuHe7Zhw3auSspl96uXUl7HpHLW2Lt-oF7xXYWudS-krJmqsuY/s1600/kuch2.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEid6Ww0M14YDowqbw0VU_ip7NDSEWXlgM57PvZDd3ir_7zz2ClCQY6HVooxIuL7YmGe1JZsy5UpzGAsaqLkSWqVXKnUjyuHe7Zhw3auSspl96uXUl7HpHLW2Lt-oF7xXYWudS-krJmqsuY/s400/kuch2.jpg" width="277" /></a></div>
<a href="http://2.bp.blogspot.com/_I16ansJSnbM/Sw9751ylqHI/AAAAAAAAARY/mGkGScseXMw/s1600/kuch2.jpg"></a><br />
<div align="center">
<a href="http://3.bp.blogspot.com/_I16ansJSnbM/SUvEapYLJ6I/AAAAAAAAAOY/f75KyLGA6qw/s1600-h/asoi+2.jpg"></a></div>
<br />
“Dari mata seekor garuda, Indonesia punya air yang cukup, sungai kaya ikan, langit penuh dengan hujan, namun kini petani tak mampu mengairi ladangnya, keluarga tak mampu membeli air bersih untuk diminum, dan orang-orang tak bisa lagi tersenyum karena beban hidup mereka. Saya Yudhi H. menyampaikan pesan penting untuk Indonesia, rakyat haus suatu gerakan yang membantu orang-orang agar dapat meninggalkan beban hidup mereka, dan kembali tersenyum secara lepas…<br />Saya Yudhi H. bergabunglah bersama saya di Gerakan Indonesia Jayus… Gerinyuss… “<br />
<br />
<div align="center">
<br />
*****</div>
<br />
<div align="center">
</div>
<br />
<div align="justify">
<b>Mas eksibisionis</b></div>
<br />
<div align="justify">
Dari kost saya itu, jalan tembus ke kampus tak lebih dari 200 meter.<br />
Disana, sebelum memasuki wilayah kampus, ada sebuah rumah besar yang disampingnya membelah sebuah gang kecil. Disitu ada sepetak kebon yang ditanami beberapa pohon pisang, dan rumput liar. Disinilah cerita ini berlangsung…<br />
Konon disitulah, sudah lama tersiar kabar tentang seseorang eksibisionis. Teman-teman cewe saya yang kerap melewati jalan itu, beberapa kali terjebak disitu. Eksibisionis itu dengan pede (yaiyalah pede, masa malu-malu?), menunjukkan anunya ke depan cewe-cewe yang kebetulan lewat disitu…<br />
“Ih, ngeri,“ seorang teman cewek saya bergidik.<br />
“Aku bener-bener takuuuut,” tambah yang lain.<br />
“Kenapa sih?” saya nimbrung, “Emang sebesar apa, bisa sampe bikin takut?”<br />
Saya pun langsung ditendang keluar dari arena.<br />
<br />
Saya jadi inget kejadian saat teman saya membuka toko di jalan Ciptowiloho - Jogja yang terkenal sepi. Disitu pegawainya pernah didatangi seorang eksibisionis. Biasanya ia datang dengan motor. Lalu turun tanpa mematikan motor. Buka celana… lalu : tang itung itang itung… oouh, ooouh….<br />
Pegawai teman saya itu, sampai menangis karena ketakutan. Sialnya kejadian begitu terulang hingga 3 kali lebih. Sampai dilaporkan pada RT setempat segala. Kacian banget…<br />
Sebenarnya menghadapi eksibisionis cukup mudah. Seorang teman saya yang mengaku pakar menghadapi eksibisionis memberikan tips ; “Eksibisionis itu makin seneng ketika kamu ketakutan. Makanya ketika ia mulai ber-naked ria, kamu cuek aja, melengos dan tidak menanggapi. Tindakan seperti ini bakal bikin si eksibisionis merasa ilfill…”<br />
Tapi pada kenyataannya tips begini mana ampuh. Walau sudah disiapkan batu buat nimpuk, kayu buat nggebuk dan karet gelang buat njepret, biasanya korban seakan lupa semua. Mana ada sih orang ketakutan, bisa berpikir logis?<br />
<br />
Kembali ke cerita tentang eksibisionis di deket kampus saya, sejak beberapa teman cewe saya jadi korban, saya sebagai cowo gentle, kadang sengaja menunggu teman-teman saya itu untuk melewati kebon itu. Sampai lama gak pernah ada eksibisionis yang nongol lagi. Nampaknya ia takut dengan keberadaan saya. Cuma suatu hari, kami dikagetkan juga dengan kemunculan eksibisionis yang lain. Kali ini lebih nekad. Naked seluruhnya, menampilkan seluruh tubuhnya yang putih. Saya langsung mengambil bambu di dekat saya. Dengan wajah yang saya garang-garangin saya maju ke depan siap menggebuk. Eksibisionis itu kontan langsung lari tunggang-langgang, sambil teriak-teriak, “mbeeek… mbeeeek….”<br />
Maka sampai beberapa tahun kemudian, misteri munculnya eksibisionis di kebon itu belum terpecahkan juga…<br />
<br />
*****</div>
Unknownnoreply@blogger.com7tag:blogger.com,1999:blog-6733805991982437875.post-69935398305409810182008-12-19T07:48:00.000-08:002015-07-28T22:52:34.032-07:00YouTube, Success Story<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjpmkKGqg6UFmDm9rBZ_mh0OSwi3KBPJ2MnEpm9gLCaf1elJqZI_C5tngyaPsn6XrmJQjyMfzTgWmp7lyhaiHzG574PIIsE7lAhswaPfBOu06LCRVq-HYcwkykmOG6U-UN0zd0qahr8g6U/s1600/youtube.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjpmkKGqg6UFmDm9rBZ_mh0OSwi3KBPJ2MnEpm9gLCaf1elJqZI_C5tngyaPsn6XrmJQjyMfzTgWmp7lyhaiHzG574PIIsE7lAhswaPfBOu06LCRVq-HYcwkykmOG6U-UN0zd0qahr8g6U/s400/youtube.jpg" width="305" /></a></div>
<div align="center">
<a href="http://3.bp.blogspot.com/_I16ansJSnbM/SUvCcUucTGI/AAAAAAAAAOQ/jz0hE70y718/s1600-h/youtube.jpg"><br /></a></div>
<br />
<br />
akhirnya buku ini beredar. dengan memakai salah satu divisi penerbit Mizan, B First.<br />
<br />
saya sebenernya sudah melihatnya sejak seminggu yang lalu. namun sampai hari ini ternyata saya belum menerima bukunya. ah, malangnya nasib saya. jadi saya terpaksa melihat2 di gramed dulu, sambil berharap sabtu besok buku itu datang, bersama buku kuch kuch lebai hai...<br />
<br />
sebenarnya saya sudah berkeyakinan tak akan menulis buku komputer lagi. tapi saya pikir buku youtube bukanlah buku komputer, namun lebih sebagai buku entrepreneur. jadi saya oke saja.<br />
saya menyelesaikan buku ini sehabis lebaran. kira2 butuh waktu sekitar 2 bulan. dan penggarapannya mudah, karena hanya mengandalkan internet saja. semoga buku kecil ini dapat bermanfaat...<br />
<br />
untuk lebih jelasnya liat di : <a href="http://www.mizan.com/hikmah/index.php?fuseaction=buku_full&id=7469">http://www.mizan.com/hikmah/index.php?fuseaction=buku_full&id=7469</a>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6733805991982437875.post-5522085534240125002008-10-05T07:06:00.000-07:002015-07-28T22:54:11.220-07:00Samurai Cahaya<div align="center">
<br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhDsZC_Nt6_bxtoZa9k1QlgNgyQcpayDf1E7pkOFgGgbdlLEkDB3M5uDR9WtfiSROkpjaYT2rlQ0JDEQOHs-CcOvKhpyGDzDURLfJXcBnHV8U8DG3WfxYM-AdrTiiV5PpgyiYw1_xDbx0g/s1600/samurai+cahaya.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhDsZC_Nt6_bxtoZa9k1QlgNgyQcpayDf1E7pkOFgGgbdlLEkDB3M5uDR9WtfiSROkpjaYT2rlQ0JDEQOHs-CcOvKhpyGDzDURLfJXcBnHV8U8DG3WfxYM-AdrTiiV5PpgyiYw1_xDbx0g/s400/samurai+cahaya.jpg" width="286" /></a></div>
<a href="http://1.bp.blogspot.com/_I16ansJSnbM/SOjKbNUe45I/AAAAAAAAAJU/stqHjNhmCko/s1600-h/samurai+cahaya.JPG"></a> <i><span style="font-size: 78%;">cover design : mas yogi dari <b>isthis comic </b></span></i></div>
<i><b><span style="font-size: 78%;"></span></b></i><br />
<div align="center">
<i><br /></i></div>
<br />
<div align="center">
<br />
<b>prolog </b></div>
<div align="center">
<b>Hari-hari Panjang Penuh Tanda </b></div>
<b></b><br />
<div align="justify">
<b><br /></b></div>
<span style="font-size: 85%;"><span style="color: #330000;">Hari ini lahir dengan tak biasa! Sensei Kogawa Itsu, peramal paling ternama sejak masa Kamakura, memandang takjub ke arah langit. Matanya terbelalak dan tangannya yang sedang memegang kipas, bergetar. Istrinya yang menyaksikan itu, segera menghampirinya dengan tak mengerti. Ia ikut membuang pandangannya ke hamparan langit, seperti yang tengah dipandang suaminya. Dan ia segera ikut terbelalak. Mulutnya berucap ragu, “Kenapa… kenapa bisa begini?” Sensei Kogawa hanya menggeleng pelan, “Ini jelas sebuah pertanda…” ujarnya tanpa menoleh, “Ya, sebuah pertanda yang begitu jelas...” Kini di depan keduanya, terpampang sebuah lukisan yang tak biasa. Matahari yang baru terbit seakan membawa darah. Warna merah menyala menghiasi langit pagi ini, menepikan warna-warna yang biasa terlihat. Sungguh, pemandangan yang mengerikan. Tak hanya sampai disitu, ribuan kupu-kupu berwarna hitam juga bertaburan mengisi celah-celah kosong langit. Seakan langit telah menjadi milik mereka. Sensei Kogawa masih menatap tak percaya. Hampir sepanjang hidupnya ia menetap di sini, di tanah Gifu. Tak pernah ada alasan khusus mengapa ia memilih tanah ini. Walau sebenarnya ia bisa memilih tanah dimana pun. Ia bisa memilih Nara atau Kyoto, yang begitu maju peradabannya. Atau ia juga bisa memilih tempat-tempat sepi untuk kesempurnaan meditasinya. Tapi seperti sebuah magnet, ia memilih Gifu. Tanpa ia sendiri tahu alasannya secara pasti. Ia hanya tahu, langkah ini tak hanya terjadi padanya. Sepanjang yang ia tahu, banyak peramal-peramal besar berpijak disini. Entah apa alasan mereka. Ia hanya bisa sedikit merasakan kalau Gifu memang berbeda dari tanah-tanah yang sudah diinjak sebelumnya. Sepertinya disinilah, sebuah meditasi terdalam bisa dilakukan, sebuah getara paling halus bisa dirasakan dan sebuah penglihatan paling samar bisa terbaca. Entah apa yang sebenarnya ada pada Gifu. Seorang peramal lain pernah berujar, mungkin karena Gifu adalah titik tengah di pulau Honshu, sehingga semua energi yang ada di pulau itu memusat disini. Tapi Sensei Kogawa tak pernah merasa yakin alasan itu. Tapi hari ini sesuatu yang lain kembali terjadi. Ini yang kemudian membuatnya teringat pada Gijoru, seorang pemikir yang dipelajarinya ketika muda dulu… bila langit telah memerah dan kupu-kupu telah menari untukmu perhatikan itu sebagai sebuah tanda! Ya, inilah sebuah tanda, Sensei Kogawa merasa semakin yakin. Dulu, ketika ia masih sangat muda dan baru mempelajari ilmu tentang bintang, ia ingat di satu malam di tahun 1305, hujan turun dengan derasnya dan ratusan petir menyambar berkali-kali membentuk garis-garis putih disebujur langit dan menjadikan malam sebagai sebuah rajutan, waktu itulah hari dimana Ashikaga Takauji lahir. Ia bersama sensei-nya ketika itu, telah meramalkan saat itu, karena ia yakin, orang besar selalu lahir di hari yang tak biasa. Tak pernah ada yang membantah ini. Ia selalu bisa menghubungkan semua orang besar dengan hari kelahirannya yang tak biasa. Seperti saat hari terlahir dengan jutaan kumbang memenuhi udara. Entah kumbang dari mana, dan akan kemana. Mereka hanya terbang bergerombol, mengeluarkan suara melengking yang menyakitkan telinga dan terus bergerak berputar-putar tanpa arah. Namun di saat itulah Kitabatake Akiie lahir. Dan kini, hari yang tak biasa itu kembali lahir... Tanpa berucap apa-apa, Sensei Kogawa segera bergegas masuk ke ruang semedinya. Istrinya hanya bisa menatapnya tak mencoba menghalangi. Di dalam ruangan semedi, tanpa cahaya itu, ia mulai menenangkan pikirannya, mencoba berkosentrasi. Dicobanya melihat bayangan-bayangan yang muncul dalam semedinya. Tapi sampai lama, ia tak mendapatkan apapun. Ia pun akhirnya menyerah, dan membuka matanya saat langit telah gelap. Tak sepenuhnya gelap sebenarnya, namun warna merah masih terasa mendominasi… Langit hitam dengan semburat darah! Ia mengeluh dalam hati. Apa yang sebenarnya tengah terjadi? Ia mengeluh dalam hati. Tepat saat itulah, muncul empat bintang jatuh didepannya. Empat bintang yang muncul dari empat arah mata angin yang berbeda, meluncur dengan kecepatan luar biasa. menuju satu titik yang sama… Sensei Kogawa menahan napasnya, seakan keempat bintang jatuh itu akan saling bertabrakan… Ia kembali mencoba menyerahkan dirinya dari keheningan. Dan mulailah secara perlahan-lahan dan samar-samar, bayangan-bayangan melintas diangannya. Semula semuanya hanyalah bayangan tak jelas yang hanya sekelebatan mata. Namun perasaannya yang terlatih masih bisa menangkap bayangan-bayangan itu... Bayangan gelimpangan ribuan mayat… bayangan seorang samurai yang mengacungkan samurainya yang begitu memancarkan cahaya… bayangan duel dua samurai tanpa tanding… bayangan seorang anak kecil yang tengah memeluk seekor kelinci yang telah mati… Dan Sensei Kogawa terkesiap dengan napas terburu. Bayangan itu terus menggantung jelas diimajinasinya… Jauh… jauh dari tempat itu, di empat tempat yang berbeda, dari empat rahim yang berlainan, empat bayi merah lahir di dunia dengan tangisan yang sangat keras… Empat bayi inilah yang ditakdirkan lahir di hari itu… Dan dari hari inilah, cerita ini bermula…</span></span><br />
<div align="justify">
<span style="color: #330000;"><br /></span></div>
<div align="center">
<span style="font-size: 85%;"><span style="color: #330000;"><b>*****</b> </span></span></div>
<div align="justify">
<span style="color: #330000;"><br /></span></div>
<div align="justify">
<br />
<i><span style="color: black;">Akhirnya novel ini selesai. insyaallah kalau lancar bulan September besok sudah beredar di seluruh Indonesia. Novel ini merupakan novel dengan energi paling besar. Saya sangat lelah membuatnya. Sepertinya prosesnya sangat panjang. Ketebalannya konon dengan format standar bisa mencapai 300 halaman buku 13 x 20. Tapi agar harganya tidak terlalu mahal, buku ini diformat hanya 240 halaman. Fontnya kecil tapi masih cukup nyaman kog… Buku ini adalah jawaban dari semua keluhan pembaca Seven Samurai. Saya ingat komentar-komentar pembaca Seven Samurai, entah itu di email, friendster, blog, bahkan di sms. Hampir semuanya mengatakan kalau Seven Samurai terlalu tipis. Jadi buku ini jelas lebih tebal. Mungkin 2,5 kali lipat lebih. Ceritanya pun runtut, tidak melompat-lompat seperti Seven Samurai. Intinya buku lanjutan Seven Samurai ini merupakan karya saya paling menguras emosi. Seorang pembaca pernah berkomentar Seven Samurai membuatnya merinding, saya yakin buku ini akan membuat pembaca berkali-kali merinding. Saya catat ada 4 adegan memilukan. Ada juga 2 adegan heroik. Sungguh, novel ini sangat komplet. Karena saya juga menyisihkan sedikit gurauan di salah satu bagian. Sungguh, ini novel terbaik yang pernah saya tulis. Dan saya bangga bisa menyelesaikannya… </span></i></div>
<div align="center">
<br />
<b><span style="color: black;">*****</span></b></div>
Unknownnoreply@blogger.com6tag:blogger.com,1999:blog-6733805991982437875.post-82308724171960992172008-08-19T06:28:00.001-07:002015-07-28T22:55:34.871-07:002 buku proyek saya<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgE5xnZBY4DGpmHcjgkgIiOrE5yN7oQXKAMquLQIkb6_EkFyn_vRqup3iJXH2u3pEpFODeSV6UpizEc2j3L9F_ALA72snOy9Mhw9uMC5toWfI_inwqO5rrhnDIolVMlyT0NDaQQ_6EAo0Q/s1600/alice.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgE5xnZBY4DGpmHcjgkgIiOrE5yN7oQXKAMquLQIkb6_EkFyn_vRqup3iJXH2u3pEpFODeSV6UpizEc2j3L9F_ALA72snOy9Mhw9uMC5toWfI_inwqO5rrhnDIolVMlyT0NDaQQ_6EAo0Q/s320/alice.jpg" width="223" /></a><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhA_TuaeDcb2zrj3vPJWvRFzJSOkBmfiX5ZbHtyr_qYwpnSvvsGWwq2j_eWvFPiHHy_qm3qUIjJF86XsYEY5Sc3yqela0sdPrtJtOwBzq57ABgX63To_qEtZ0ircUnTfmonQWbSvoWJYzs/s1600/dongeng+dunia.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhA_TuaeDcb2zrj3vPJWvRFzJSOkBmfiX5ZbHtyr_qYwpnSvvsGWwq2j_eWvFPiHHy_qm3qUIjJF86XsYEY5Sc3yqela0sdPrtJtOwBzq57ABgX63To_qEtZ0ircUnTfmonQWbSvoWJYzs/s320/dongeng+dunia.jpg" width="223" /></a></div>
<br />
<a href="http://4.bp.blogspot.com/_I16ansJSnbM/SKrL4GkfluI/AAAAAAAAAI8/G5P7e23kwps/s1600-h/dongeng+dunia.JPG"></a><br />
<div>
<div>
Sekedar buku kecil...</div>
<div>
Namun lepas dari itu ada satu pengalaman yang kupikir patut dibagi. Pengalaman menulis buku proyek...</div>
<div>
Setelah hampir satu tahun kemudian... akhirnya buku proyek saya selesai juga.<br />
Dulu setahun yang lalu itu, kami, beberapa penulis Solo, bekerja sama dengan Penerbit Sahabat, Klaten untuk menyetok 100 naskah buku fiksi dan nonfiksi untuk program pengadaan buku perpustakaan selutruh indonesia dari pusat.<br />
Ternyata Penerbit Sahabat sama sekali bukan penerbit professional. Dari biaya yang sejak awal disepakati, terus turun dan turun. Dari semula 1 naskah dihargai 2 juta, kemudian jadi 1,5juta, kemudian perlembar dihitung Rp. 15.000, sampai terakhir Rp. 10.000 perlembar. Tentu saja ini bikin penulis-penulis malas. Belum lagi uang yang tak banyak ini dibayar sangat lama. Bahkan sebagian teman sampai sekarang belum dilunasi seluruhnya<br />
Kami semakin tak semangat. Apalagi teman-teman penulis lain yang ikut program seperti ini dengan penerbit lain, cukup dihargai. Penerbit Setiaji dan Penerbit Mediatama bahkan menghargai perlembar naskah Rp. 20.000 – Rp. 25.000. Bayangkan, betapa jauhnya dari harga yang ditawarkan Penerbit Sahabat.<br />
Naskah saya sendiri sudah dibayar lunas. Saya hanya menulis 2 naskah, dari 5 naskah yang harusnya saya selesaikan. Yang pertama <b><i>Alice dan Alam Semesta</i></b>, yang kedua <b><i>Dongeng Dunia</i></b>.<br />
Penerbit Sahabat semakin terlihat tidak professional ketika buku saya dicetak dengan nama lain, nama seorang teman saya. Sungguh ini lucu, buat penerbit sebesar Sahabat! </div>
<div>
<br />
Mungkin ini pengalaman menulis buku proyek yang terakhir buat saya. Dan bisa menjadi pelajaran bagi teman-teman penulis lainnya, agar hati-hati terhadap proyek penulisan buku seperti ini, terutama bila yang menawari Penerbit Sahabat! Hehe...</div>
</div>
Unknownnoreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-6733805991982437875.post-45284658437136606182008-08-17T06:17:00.000-07:002015-07-28T22:58:02.448-07:00Menuju Rumah Cinta-Mu diterbitkan di Malaysia<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEheQXcfHQkhPaXM4CracZWQ4kD5vwqT-2VeU0-yN_QuOqAjqOoduwFE8Y3TIF68g1XNhIRzZgEEWIDjwb0vgjrOZ9BO5FWvFTirUNi1bVTOhbJv2b0tLG8U2vNsuvb2cADnjsObOdEJsrA/s1600/menuju+rumah+malaysia.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEheQXcfHQkhPaXM4CracZWQ4kD5vwqT-2VeU0-yN_QuOqAjqOoduwFE8Y3TIF68g1XNhIRzZgEEWIDjwb0vgjrOZ9BO5FWvFTirUNi1bVTOhbJv2b0tLG8U2vNsuvb2cADnjsObOdEJsrA/s320/menuju+rumah+malaysia.JPG" width="190" /></a><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiPx3S3kkHH0sYdb6qDE03uh7dwV6Vj-H1j8TWtRSjGbMEsT_5iLPt3AXBCwMlBbkXT2CudUVheIYoESMgxm9LxEibcw-6Fszjdq-Lzv1D4uZLu9y-lLvzsOeoqH7J4hNAwIXaL8n_jVbY/s1600/cintaMu.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiPx3S3kkHH0sYdb6qDE03uh7dwV6Vj-H1j8TWtRSjGbMEsT_5iLPt3AXBCwMlBbkXT2CudUVheIYoESMgxm9LxEibcw-6Fszjdq-Lzv1D4uZLu9y-lLvzsOeoqH7J4hNAwIXaL8n_jVbY/s320/cintaMu.jpg" width="194" /></a></div>
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
Agak kaget juga waktu gak sengaja saya menemukan sebuah blog yang membahas buku ini. Awalnya saya kira blog-blog dari Indonesia, ternyata dari Malaysia. Walau gak terlalu bisa saya mengerti, saya cukup mudeng maksudnya.<br />
<br />
<br />
Ternyata buku ini sudah beredar di Malaysia. Sekitar bulan Mei lalu, memang dari penerbit Bentang yang menerbitkan buku ini pertama kali, sudah memberitahukan rencana sebuah penerbit Malaysia yang membeli hak cipta buku saya ini. Surat perjanjiannya pun sudah saya terima. Walau terus terang saya gak terlalu mudeng maksudnya.<br />
<br />
<br />
Hanya intinya yang saya tangkap, buku ini akan beredar di 4 negara yaitu : Malaysia, Brunei Darusalam, Singapura dan Thailand, dan saya mendapatkan 50% dari royalty yang diberikan penerbit Malaysia itu pada penerbit Bentang. Itu saja.<br />
<br />
<br />
Buku ini entah mengapa, begitu… berprestasi, sori saya belum menemukan padanan katanya. Padahal buku ini bukan tulisan terbaik saya. Bukan juga tulisan yang sangat saya suka. Hanya sebuah karya yang sangat biasa. Mungkin karena kemasannya yang sangat bagus, buku ini jadi sangat bunyi. Sungguh, dari 16 buku yang sudah saya tulis, ini memang buku saya dengan cover terbaik…<br />
<br />
<br />
Sebelum diterbitkan di Malaysia, penerbit juga meminta buku ini untuk dijadikan phonebook, buku yang diedarkan melalui ponsel.<br />
<br />
<br />
Sungguh, buku in seperti menjadi berkah tersendiri buat saya. saja jadi ingat prosesnya yang paling lama sebelum akhirnya menjadi buku…<br />
<br />
<br />
ah, semuanya memang ada jalannya sendiri ya…<br />
<br />
<br />
<br />
<div align="center">
*****</div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6733805991982437875.post-22027753358088560882008-08-01T06:25:00.000-07:002015-07-28T23:01:34.342-07:00Asoi Geboi Bohai<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiF3f8YoY4aiIS40jsdpTkKKT_xKYHxDwgoLtZQkBdOAKepGn_F8HCdKiPefqQhVw1i0JdyK4KrRraP_iTSrd1AmQjDHeYVQOWyp7AOAASu5R3rt02dZZAn9QSp6X1eTt6_EylWLwhlsX0/s1600/asoi.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiF3f8YoY4aiIS40jsdpTkKKT_xKYHxDwgoLtZQkBdOAKepGn_F8HCdKiPefqQhVw1i0JdyK4KrRraP_iTSrd1AmQjDHeYVQOWyp7AOAASu5R3rt02dZZAn9QSp6X1eTt6_EylWLwhlsX0/s400/asoi.jpg" width="276" /></a></div>
<br />
<br />
<div>
</div>
<div>
<b><span style="color: #ff6666; font-family: georgia; font-size: 130%;">ini cerita jayus mahasiswa gokil</span></b></div>
<br />
<div>
<span style="font-family: georgia;"></span></div>
<div>
sumpah mateng, ini buku paling konyol yang pernah saya tulis...</div>
<br />
<div>
isinya sebenernya cuma cerita-cerita ringan saya semasa ngekos di eLtorros. nggak njelimet dan enteeeeeng aja. selain itu, saya juga bikinnya super cepet. bukan karena saya penulis yang hebat sehingga bisa nulis cepet, tapi lebih karena... bernostalgia itu asyiiiik.</div>
<br />
<div>
Jadi saat prosesnya saya enjoy banget. kadang di sela-sela ngetik saya ngakak sendiri. saya juga kerap menerawang (oooh) saya jadi inget temen2 saya itu sekarang gimana ya kabarnya...</div>
<br />
<div>
</div>
<br />
<div>
uhuk... jadi kangen...</div>
<br />
<div>
</div>
<br />
<div>
cuma prosesnya yang singkat sempet belibet juga. awalnya buku ini berjudul KHOST STORY, lalu diganti CHOROPHOBIA, terakhir ini deh ASOI GEBOI BOHAI...</div>
<br />
<div>
trus sempet ada cerita yang disensor karena terlalu gimana getooo.</div>
<br /><div>
ya akhirnya, lumayanlah, semoga bisa diterima rakyat indonesia...</div>
<br />
<div>
</div>
<br />
<div>
Rencananya tanggal 9 agustus ini akan di launching di acara PESTA BUKU MURAH SOLO 2008. doain semoga lancar ya....</div>
<br />
<div>
</div>
<br />
<div align="center">
*****</div>
<br />
<div align="center">
</div>
<br />
<div>
<span style="font-family: georgia;">Buat bonus saya kasih satu cerita yang ada di buku ini ya... judulnya... terreeeeng...</span></div>
<br />
<div>
<span style="font-family: georgia;"></span></div>
<br />
<div>
<span style="font-family: georgia;"><b><span style="color: #3333ff;">Hantu Hijrah</span></b><br />Ini mungkin kisah paling horror yang pernah terjadi di kost saya. Walau mungkin terdengar fiktif, tapi ini jelas fakta. Saksi mata sampai sekarang semuanya masih hidup, dan bisa ditanyai secara langsung.<br />Kisahnya berawal dari… mulai dihuninya kost baru di depan kost kami. Nama kost itu : Al Huswah, milik seorang pengusaha dari Jakarta. Bangunannya cukup megah, terdiri dari 2 lantai, dan bercat putih mulus. Sebenarnya sudah sejak lama bangunan itu jadi. Mungkin hampir setahun yang lalu. Namun entah mengapa kost itu belum dipasarkan juga.<br />Ketika akhirnya kost itu dihuni, kost saya adalah yang terkena dampaknya paling buruk. Konon, menurut teman saya yang bisa melihat, hantu-hantu yang awalnya anteng di kost Al Huswah, semuanya kebingungan. Mereka shock karena tempat yang sebelumnya sepi dan gelap, tiba-tiba penuh berisi cewek-cewek bawel yang hobi ngegosip. Mereka pun kemudian memutuskan untuk pindah. Dan nasib ternyata menuntun mereka ke kost kami. Entah apa alasan mereka memilih kesini, tak ada yang berani bertanya. Namun saya menyimpulkan, mungkin karena kost saya dianggap paling ideal : tak terawat, dan banyak temannya yang sejenis… hehe!<br />Sejak itulah dimulai kejadian horor di tempat saya!<br />Joko Sumur yang awalnya mengalami terror mengerikan ini. Ia merasa aneh karena posisi tidurnya selalu berubah. Saat ia tidur dilantainya yang berkarpet, ketika bangun dia sudah ada dikasurnya. Dan saat ia tidur dengan posisi kepala di timur, ketika bangun posisi kepalanya sudah ada di barat.<br />Waktu ia bercerita soal ini, kami hanya menganggapnya angina. Ajex malah menyeletuk, "Gitu aja kog bingung? Nanti kalo bangun udah ada di WC baru panik…"<br />Namun kejadian terus berlanjut. Mas Ino ketika bangun di pagi buta, hendak shubuhan, konon melihat beberapa tuyul sedang bermain di gerbang depan. Namun ia tak terlalu peduli, karena menyangka itu anak-anak kampung yang sedang lewat. Namun kegundulan ketiga anak itu membuatnya heran juga.<br />Cerita makin bertambah horros, ketika Fuad merasa ada yang memanggil-manggilnya di setiap tengah malam. Panggilannya begini; "Maaaas… mas…mas…"<br />Hiiii….<br />Cerita-cerita di atas sama sekali tanpa direkayasa. Karena sejak itu, Yoyok, salah satu teman saya yang agamanya paling mumpuni, dan seorang NU sejati, tiba-tiba semakin sering menyuruh teman-temannya untuk memperbanyak sholat malam…<br />Dari bisik-bisiknya, saya pancing Yoyok untuk menceritakan apa yang terjadi di kost ini. Maka setelah menarik napas panjang, sepertinya orang-orang yang mau mengatakan hal-hal berat, ia pun segera bercerita, "Di depan kamar Mas Joko ada Gondoruwo, Mas. Di dekat gerbang ada 3 tuyul. Trus terakhir di depan kamar Mas Fuad ada Siluman…"<br />Dan… gegerlah kost kami. Ini langsung jadi puncak ketakutan kami. Bagian kost sebelah timur seperti bener-bener terteror. Untuk menghindari hal-hal yang tak diinginkan, beberapa anak di kubu itu membentuk merger untuk bobo bersama. Lampu-lampu koridor yang semula hanya 5 watt pun, diganti dengan 30 watt. Hingga keadaannya jadi terang benderang, seperti pasar malam. Gudang yang semula kosong pun segera dibersihkan. Barang-barang yang tak terpakai semua dibuang.<br />Anehnya, bagian kost sebelah barat, tempat saya, Toni dan Nyat berada, sama sekali tak pernah diganggu. Kami bersikap biasa saja. Normal. Saat teman-teman di kubu timur ketakutan seperti itu, kami hanya bisa memandang heran.<br />Melihat keadaan ini, beberapa teman dari kubu timur sempat menyeletuk, "Abis kalian kurang kuat agamanya, jadi gak bisa melihat???"<br />Loh apa hubungannya? Korelasi kuat sama hantu kan berbeda? Kalo kuat berarti menyangkut tenaga, kalo hantu ya itu tadi, menyangkut dunia lain. Jadi analisa ini bisa segera dikesampingkan!<br />Namun yang pasti, setelah melaporkan pada mbak pemilik kost, akhirnya kami sepakat memanggil orang pintar untuk memindah para hantu itu. Dengan ritual-ritual khas, hantu-hantu itu akhirnya dapat dengan sukses diusir tanpa perlawanan.<br />Namun kisah hantu hijrah ini tak selesai sampai disini. Geger kost ternyata berpindah ke kost sebelah. Nah loh. Konon hantu-hantu kali ini lebih jahil. Gak sekedar mindahin orang tidur, atau memanggil-manggil mas… mas…, mereka juga mulai mencuri-curi… celdam beberapa teman saya.<br />Hantu pecinta celdam?<br />Heheh! Kalau yang ini saya tak terlalu yakin kalau dilakukan jin!</span></div>
<div align="center">
<span style="font-family: georgia;"><br /></span>
<span style="font-family: georgia;">*****</span></div>
Unknownnoreply@blogger.com23tag:blogger.com,1999:blog-6733805991982437875.post-88087633341811195482008-04-23T06:35:00.000-07:002015-07-28T22:59:58.820-07:00Ekspedisi Buki Kaja<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjOsnqXLsfIU_UoRj-WP-EDuYJAyUIgzgkAJ5tOLbLTLbsVo-hi1cuU9HT9HG5itEDGK3Dt6EqpTZjit6a7kow_95XNyWYhfg2eYTEA3g0wPBcjisJykx3-R6UrKml0EoXZhLQpYJqP1z8/s1600/ekspedisi.+okJPG.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjOsnqXLsfIU_UoRj-WP-EDuYJAyUIgzgkAJ5tOLbLTLbsVo-hi1cuU9HT9HG5itEDGK3Dt6EqpTZjit6a7kow_95XNyWYhfg2eYTEA3g0wPBcjisJykx3-R6UrKml0EoXZhLQpYJqP1z8/s400/ekspedisi.+okJPG.JPG" width="271" /></a></div>
<a href="http://3.bp.blogspot.com/_I16ansJSnbM/SA880ap4gpI/AAAAAAAAAGE/pwnF6Ck4emU/s1600-h/kaja.JPG"></a><br />
<div align="center">
<br />
mereka datang berdelapan! mencoba menepati janji masa lalu!<br />
mendaki buki kaja, bukit dengan kabut hitam paling pekat<br />
awalnya hanya sebuah peringatan! lalu satu orang terpanah!<br />
dan orang berikutnya terbunuh!</div>
<br />
<div align="center">
<br />
benarkah orang2 kaja benar2 tidak menginginkan kedatangan mereka?<br />
ada apa sebenarnya yang tersembunyi di buki kaja?</div>
<br />
<div>
</div>
<br />
<div align="center">
*****</div>
<br />
<div align="center">
</div>
<br />
<div align="justify">
<br />
Ain meringis menahan sakit.<br />
Otaknya perlahan kembali bekerja. Ia ingat sekarang. Seseorang telah mendorongnya! Seorang berpakaian hitam… atau orang berkulit hitam? Ia tak begitu mengingatnya. Ia memang tak begitu melihat saat itu. Kejadiannya begitu cepat!<br />
Tapi nanti dulu, Ain melirik sekitarnya, kenapa ia bisa berada di bawah sebuah pohon begini? Bersender lagi? Seharusnya bukankah ia terkapar di sebuah tempat, di bawah bukit?<br />
Ain mencoba memperhatikan sekelilingnya. Baru disadarinya… seseorang sepertinya telah membawanya kemari!<br />
Sedikit Ain segera merasa lega. Apakah itu salah satu dari teman-temannya?<br />
Tapi detik berikutnya, ia tertegun. Tak jauh darinya duduk, dilihatnya seorang muncul dari balik semak-semak. Seorang berkulit hitam, berambut keriting lebat, yang hanya menutupi tubuhnya dengan celana dari kulit!<br />
Ain tercekat. Orang itu sesaat memperhatikan dirinya. Lalu mulai berjalan pelan ke arah Ain, dengan langkah membungkuk perlan-lahan. Ia menggeser kakinya tanpa melepas tatapannya pada Ain. Ditangannya sebuah tombak mulai diacungkan tinggi-tinggi, seakan siap dilemparkan setiap saat.<br />
Jantung Ain mulai berdegup kencang. Ekor matanya kembali melihat seorang muncul lagi dari balik semak itu. Lalu seorang lagi muncul… seorang lagi…. Seorang lagi… hingga 10 orang lebih telah muncul dihadapannya!<br />
Ain menelan ludah. Ia tak tahu harus berbuat apa! Tubuhnya yang masih menyisakan sakit, telah begitu lemas. Ia hanya bisa membiarkan tubuh-tubuh itu semakin mendekat padanya dan terus mendekat.<br />
Lalu baru terlihat olehnya, warna putih pada mata-mata itu! Hampir semuanya bersemburat merah, seakan begitu memancarkan kebencian!<br />
Ain menahan napasnya. Ia mulai menggigil ketakutan!</div>
<br />
<div align="center">
<br />
*****</div>
<div align="center">
</div>
<div align="left">
<b><span style="color: red;">COMMENT :</span></b></div>
<div align="left">
Sebenernya novelete ini akan dijadikan satu dengan lama fa, namun kerena ada pertimbangan lain dari penerbitnya dijadikan satu buku yang berdiri sendiri. Jarak waktunya hanya sebulan dari lama fa.</div>
<div align="left">
Cukup lumayan, dan gak berat2 banget. karena awalnya memang untuk femina...<br />
</div>
<div align="left">
</div>
<div align="center">
*****</div>
<div align="center">
</div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6733805991982437875.post-49431047840620442082008-03-16T06:56:00.000-07:002015-07-28T23:00:49.801-07:00LAMA FA<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgbEOQgAOyrADRIPrfArvNwK3WifkXrVB2wkcUZ1anjV2alb71gFNsghDSIgsBEGsRth2zL_WIwrOMjQOe6qRs9yc6LffCKOWykAwqiNqizvf8YAp82M7UIfcD3Gw3e_J0u0cOZAo_YZtI/s1600/lama+fa.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgbEOQgAOyrADRIPrfArvNwK3WifkXrVB2wkcUZ1anjV2alb71gFNsghDSIgsBEGsRth2zL_WIwrOMjQOe6qRs9yc6LffCKOWykAwqiNqizvf8YAp82M7UIfcD3Gw3e_J0u0cOZAo_YZtI/s400/lama+fa.jpg" width="248" /></a></div>
<a href="http://2.bp.blogspot.com/_I16ansJSnbM/R90n_AFWz3I/AAAAAAAAAFs/TsF6tD7RtQ4/s1600-h/lama+fa.JPG"></a><br />
<div>
<br />
<i>Bila saat berada di atas pledang, kau bisa berdiri tegar seakan kakimu menancap, darahmu berdesir dan jantungmu berderap saat mengangkat tempuling, terus menunggu munculnya koteklama itu…<br />Maka kaulah lama fa, siapapun adanya dirimu…</i></div>
<div>
<i></i> </div>
<div align="center">
<i>*****</i></div>
<div>
<i></i> </div>
<div>
Kisah tentang Linda Bataona, seorang perempuan lama fa, penikam paus dari kepulauan Lamalera. Saat ayahnya meninggal, ia mau tak mau dipilih sebagai penerus ayahnya menjadi lama fa. Tentu saja itu tak membuat semua orang senang. Seorang lama fa perempuan? Itu belum ada sebelumnya. </div>
<div>
Disaat seseorang begitu menentangnya, sebuah surat kaleng tiba-tiba datang, mengabarkan kalau ayahnya sebenarnya meninggal karena dibunuh!</div>
<div>
</div>
<div>
Dari situlah petualangan Linda Bataona dimulai!</div>
<div>
<i></i> </div>
<div align="center">
<i>*****</i></div>
<div>
Ini novelette saya yang pendek banget. Merupakan naskah pemenang sayembara femina 2005. juara 3 (tapi juara 1 dan 2-nya gak ada. hehehe...)</div>
<div>
Secara pribadi saya suka sekali dengan isi novel ini. survey saya mencari literature rasanya membuahkan hasil. bnovel ini juga sangat padat. dan tak bertele-tele. namun ketika saya mencoba membaca lagi dan lagi, sepertinya saya memang terlalu terburu-buru menyelesaikannya. Namun tetap oke kog. apalagi harganya cuma 15 rebuuuu...</div>
<div>
</div>
<div align="center">
*****</div>
Unknownnoreply@blogger.com1