Senin, 06 Juni 2011

Spring of Kumari Tears, short stories compilation



indonesian editor | bandung mawardi
cover design | hikozza
ilustration | bukukatta
translated | Rini Nurul Badariah & Nita Candra

limited edition! Rp, 50.000 (free delivery in Indonesia/bebas ongkos kirim di Indonesia)
 
Down there, some people wanted to seek your spring. Probably water in the lower course wasn’t satisfying, or they wanted the clearest pure water. After few days, they found our dry land easily.
That moment, you were sitting near the lake, shocked to see them. The leader of those people stepped forward, yelled, “So you are here, slut!” The other man saw the tears dripping to the lake and whispered, “Look. The river we seek is coming from her tears!”
Those people looked at each other, angrily.
“What? So along this time we have drank this slut’s tears?” he spat. Hurriedly, they all surrounded the woman. “We should have killed you that day!” said one man.
You stepped back, frightened. “I didn’t do anything wrong!” You cried and fell down.
They spat again.
“I loved him!” you said, crawling back. “And you… you killed him!”
“He deserved to die! He disgraced our Kumari!”
There was sound of laughter, and in a second a lance had stabbed in your throat!

*****

This short story compilation presented authors’ faith to play along and breathe the tales, again in ‘esthetical transaction’ with readers. It is not only words combination on papers. Spring of Kumari Tears challenged locality imaginative pilgrimage and human internal search through various events. Fluency in geographical setting was evidence of author’s traveling among cultures. Author’s faith guided readers to live in his stories.
- Bandung Mawardi

Rabu, 30 Maret 2011

Untung Surapati, sebuah roman sejarah


Editor : Sukini
Cover dan ilustrasi : Rendra

Ukuran : 13,5 x 20 cm
Isi : 688 halaman kertas book paper finland 57,5 gr
Rp. 81.000
Cetakan I, 2011
Genre : sejarah
ISBN :

Sejak penghancuran benteng Bangil di tahun 1706, pihak VOC sebenarnya secara resmi telah mengeluarkan berita tentang tewasnya Untung Surapati kala itu. Mereka bahkan mengubur jenazah yang diyakini sebagai jenasah Untung Surapati dalam 2 tempat yang berbeda. Namun ternyata berita yang berkembang di masyrakat, tidak demikian adanya. Untung Surapati tetap dianggap hidup, walau dalam kewadaan terluka parah. Dari atas tandu, ia bahkan terus memimpin pasukannya yang tersisa, untuk terus bergerak melawan VOC.

Majoor Goovert Knole kemudian ditugaskan mengungkap kebenaran itu. Ia bahkan diperintahkan untuk menangkap hidup atau mati sosok yang masih diyakini masyarakat sebagai Untung Surapati. Maka selama 4 tahun ini, ia terus menyusuri jejak-jejak pasukan Untung Surapati yang terus mencoba melarikan diri. Sebagian dari mereka bisa ia kalahkan, namun sebagian yang lain terus mencoba lari.

Dan kini akhirnya, usahanya tak sia-sia. Dalam sebuah peperangan pendek di tengah sebuah hutan, pasukannya berhasil membunuh hampir semua pasukan Untung Surapati, hingga membuat pasukan yang tersisa kemudan memilih menyerah.

Ini membuat Majoor Goovert Knole merasa sangat lega. Kelelahannya seakan terbayar hari ini. Dengan gerakan yakin, namun masih menyisakan pandangan tajam kesekelilingnya, ia segera mendekati tandu yang diduga sebagai tandu milik Untung Surapati.

Tangannya kemudian segera menyibak kain yang menutup tandu itu.

Dan detik itu juga, ia terbelalak!


*****

Untung Surapati adalah sosok yang dalam literatur-literatur asing kerap digambarkan sebagai sosok licik, pencari kesempatan dalam kesempitan, dan tak tahu membalas budi. Sering mereka hanya sekedar menyebut dengan nama 'Si Begal' untuk menunjukkan sosok salah satu pahlawan nasional kita ini...
- Yudhi Herwibowo