Selasa, 19 Agustus 2008

2 buku proyek saya



Sekedar buku kecil...
Namun lepas dari itu ada satu pengalaman yang kupikir patut dibagi. Pengalaman menulis buku proyek...
Setelah hampir satu tahun kemudian... akhirnya buku proyek saya selesai juga.
Dulu setahun yang lalu itu, kami, beberapa penulis Solo, bekerja sama dengan Penerbit Sahabat, Klaten untuk menyetok 100 naskah buku fiksi dan nonfiksi untuk program pengadaan buku perpustakaan selutruh indonesia dari pusat.
Ternyata Penerbit Sahabat sama sekali bukan penerbit professional. Dari biaya yang sejak awal disepakati, terus turun dan turun. Dari semula 1 naskah dihargai 2 juta, kemudian jadi 1,5juta, kemudian perlembar dihitung Rp. 15.000, sampai terakhir Rp. 10.000 perlembar. Tentu saja ini bikin penulis-penulis malas. Belum lagi uang yang tak banyak ini dibayar sangat lama. Bahkan sebagian teman sampai sekarang belum dilunasi seluruhnya
Kami semakin tak semangat. Apalagi teman-teman penulis lain yang ikut program seperti ini dengan penerbit lain, cukup dihargai. Penerbit Setiaji dan Penerbit Mediatama bahkan menghargai perlembar naskah Rp. 20.000 – Rp. 25.000. Bayangkan, betapa jauhnya dari harga yang ditawarkan Penerbit Sahabat.
Naskah saya sendiri sudah dibayar lunas. Saya hanya menulis 2 naskah, dari 5 naskah yang harusnya saya selesaikan. Yang pertama Alice dan Alam Semesta, yang kedua Dongeng Dunia.
Penerbit Sahabat semakin terlihat tidak professional ketika buku saya dicetak dengan nama lain, nama seorang teman saya. Sungguh ini lucu, buat penerbit sebesar Sahabat!

Mungkin ini pengalaman menulis buku proyek yang terakhir buat saya. Dan bisa menjadi pelajaran bagi teman-teman penulis lainnya, agar hati-hati terhadap proyek penulisan buku seperti ini, terutama bila yang menawari Penerbit Sahabat! Hehe...

Minggu, 17 Agustus 2008

Menuju Rumah Cinta-Mu diterbitkan di Malaysia







Agak kaget juga waktu gak sengaja saya menemukan sebuah blog yang membahas buku ini. Awalnya saya kira blog-blog dari Indonesia, ternyata dari Malaysia. Walau gak terlalu bisa saya mengerti, saya cukup mudeng maksudnya.


Ternyata buku ini sudah beredar di Malaysia. Sekitar bulan Mei lalu, memang dari penerbit Bentang yang menerbitkan buku ini pertama kali, sudah memberitahukan rencana sebuah penerbit Malaysia yang membeli hak cipta buku saya ini. Surat perjanjiannya pun sudah saya terima. Walau terus terang saya gak terlalu mudeng maksudnya.


Hanya intinya yang saya tangkap, buku ini akan beredar di 4 negara yaitu : Malaysia, Brunei Darusalam, Singapura dan Thailand, dan saya mendapatkan 50% dari royalty yang diberikan penerbit Malaysia itu pada penerbit Bentang. Itu saja.


Buku ini entah mengapa, begitu… berprestasi, sori saya belum menemukan padanan katanya. Padahal buku ini bukan tulisan terbaik saya. Bukan juga tulisan yang sangat saya suka. Hanya sebuah karya yang sangat biasa. Mungkin karena kemasannya yang sangat bagus, buku ini jadi sangat bunyi. Sungguh, dari 16 buku yang sudah saya tulis, ini memang buku saya dengan cover terbaik…


Sebelum diterbitkan di Malaysia, penerbit juga meminta buku ini untuk dijadikan phonebook, buku yang diedarkan melalui ponsel.


Sungguh, buku in seperti menjadi berkah tersendiri buat saya. saja jadi ingat prosesnya yang paling lama sebelum akhirnya menjadi buku…


ah, semuanya memang ada jalannya sendiri ya…



*****

Jumat, 01 Agustus 2008

Asoi Geboi Bohai



ini cerita jayus mahasiswa gokil

sumpah mateng, ini buku paling konyol yang pernah saya tulis...

isinya sebenernya cuma cerita-cerita ringan saya semasa ngekos di eLtorros. nggak njelimet dan enteeeeeng aja. selain itu, saya juga bikinnya super cepet. bukan karena saya penulis yang hebat sehingga bisa nulis cepet, tapi lebih karena... bernostalgia itu asyiiiik.

Jadi saat prosesnya saya enjoy banget. kadang di sela-sela ngetik saya ngakak sendiri. saya juga kerap menerawang (oooh) saya jadi inget temen2 saya itu sekarang gimana ya kabarnya...


uhuk... jadi kangen...


cuma prosesnya yang singkat sempet belibet juga. awalnya buku ini berjudul KHOST STORY, lalu diganti CHOROPHOBIA, terakhir ini deh ASOI GEBOI BOHAI...

trus sempet ada cerita yang disensor karena terlalu gimana getooo.

ya akhirnya, lumayanlah, semoga bisa diterima rakyat indonesia...


Rencananya tanggal 9 agustus ini akan di launching di acara PESTA BUKU MURAH SOLO 2008. doain semoga lancar ya....


*****


Buat bonus saya kasih satu cerita yang ada di buku ini ya... judulnya... terreeeeng...


Hantu Hijrah
Ini mungkin kisah paling horror yang pernah terjadi di kost saya. Walau mungkin terdengar fiktif, tapi ini jelas fakta. Saksi mata sampai sekarang semuanya masih hidup, dan bisa ditanyai secara langsung.
Kisahnya berawal dari… mulai dihuninya kost baru di depan kost kami. Nama kost itu : Al Huswah, milik seorang pengusaha dari Jakarta. Bangunannya cukup megah, terdiri dari 2 lantai, dan bercat putih mulus. Sebenarnya sudah sejak lama bangunan itu jadi. Mungkin hampir setahun yang lalu. Namun entah mengapa kost itu belum dipasarkan juga.
Ketika akhirnya kost itu dihuni, kost saya adalah yang terkena dampaknya paling buruk. Konon, menurut teman saya yang bisa melihat, hantu-hantu yang awalnya anteng di kost Al Huswah, semuanya kebingungan. Mereka shock karena tempat yang sebelumnya sepi dan gelap, tiba-tiba penuh berisi cewek-cewek bawel yang hobi ngegosip. Mereka pun kemudian memutuskan untuk pindah. Dan nasib ternyata menuntun mereka ke kost kami. Entah apa alasan mereka memilih kesini, tak ada yang berani bertanya. Namun saya menyimpulkan, mungkin karena kost saya dianggap paling ideal : tak terawat, dan banyak temannya yang sejenis… hehe!
Sejak itulah dimulai kejadian horor di tempat saya!
Joko Sumur yang awalnya mengalami terror mengerikan ini. Ia merasa aneh karena posisi tidurnya selalu berubah. Saat ia tidur dilantainya yang berkarpet, ketika bangun dia sudah ada dikasurnya. Dan saat ia tidur dengan posisi kepala di timur, ketika bangun posisi kepalanya sudah ada di barat.
Waktu ia bercerita soal ini, kami hanya menganggapnya angina. Ajex malah menyeletuk, "Gitu aja kog bingung? Nanti kalo bangun udah ada di WC baru panik…"
Namun kejadian terus berlanjut. Mas Ino ketika bangun di pagi buta, hendak shubuhan, konon melihat beberapa tuyul sedang bermain di gerbang depan. Namun ia tak terlalu peduli, karena menyangka itu anak-anak kampung yang sedang lewat. Namun kegundulan ketiga anak itu membuatnya heran juga.
Cerita makin bertambah horros, ketika Fuad merasa ada yang memanggil-manggilnya di setiap tengah malam. Panggilannya begini; "Maaaas… mas…mas…"
Hiiii….
Cerita-cerita di atas sama sekali tanpa direkayasa. Karena sejak itu, Yoyok, salah satu teman saya yang agamanya paling mumpuni, dan seorang NU sejati, tiba-tiba semakin sering menyuruh teman-temannya untuk memperbanyak sholat malam…
Dari bisik-bisiknya, saya pancing Yoyok untuk menceritakan apa yang terjadi di kost ini. Maka setelah menarik napas panjang, sepertinya orang-orang yang mau mengatakan hal-hal berat, ia pun segera bercerita, "Di depan kamar Mas Joko ada Gondoruwo, Mas. Di dekat gerbang ada 3 tuyul. Trus terakhir di depan kamar Mas Fuad ada Siluman…"
Dan… gegerlah kost kami. Ini langsung jadi puncak ketakutan kami. Bagian kost sebelah timur seperti bener-bener terteror. Untuk menghindari hal-hal yang tak diinginkan, beberapa anak di kubu itu membentuk merger untuk bobo bersama. Lampu-lampu koridor yang semula hanya 5 watt pun, diganti dengan 30 watt. Hingga keadaannya jadi terang benderang, seperti pasar malam. Gudang yang semula kosong pun segera dibersihkan. Barang-barang yang tak terpakai semua dibuang.
Anehnya, bagian kost sebelah barat, tempat saya, Toni dan Nyat berada, sama sekali tak pernah diganggu. Kami bersikap biasa saja. Normal. Saat teman-teman di kubu timur ketakutan seperti itu, kami hanya bisa memandang heran.
Melihat keadaan ini, beberapa teman dari kubu timur sempat menyeletuk, "Abis kalian kurang kuat agamanya, jadi gak bisa melihat???"
Loh apa hubungannya? Korelasi kuat sama hantu kan berbeda? Kalo kuat berarti menyangkut tenaga, kalo hantu ya itu tadi, menyangkut dunia lain. Jadi analisa ini bisa segera dikesampingkan!
Namun yang pasti, setelah melaporkan pada mbak pemilik kost, akhirnya kami sepakat memanggil orang pintar untuk memindah para hantu itu. Dengan ritual-ritual khas, hantu-hantu itu akhirnya dapat dengan sukses diusir tanpa perlawanan.
Namun kisah hantu hijrah ini tak selesai sampai disini. Geger kost ternyata berpindah ke kost sebelah. Nah loh. Konon hantu-hantu kali ini lebih jahil. Gak sekedar mindahin orang tidur, atau memanggil-manggil mas… mas…, mereka juga mulai mencuri-curi… celdam beberapa teman saya.
Hantu pecinta celdam?
Heheh! Kalau yang ini saya tak terlalu yakin kalau dilakukan jin!

*****