Editor Istimewa : Bandung Mawardi
Cover dan ilustrasi : Istis Comic
Ukuran : 13,5 x 20,5 cm
Isi : 140 halaman kertas book paper finland 57,5 gr
Rp. 25.000
Cetakan I, 2010
Genre : kumpulan kisah
ISBN : 978-979-1032-41-4Dari bawah sana, beberapa orang mencoba menekuri aliran air matamu. Mungkin mereka tak puas menikmati aliran itu hanya dari hilir. Atau mereka berharap menemukan mata air yang lebih jernih, dan tak berasa asin. Dan itu sama sekali tak sulit. Hanya beberapa hari berselang, mereka telah sampai di tanah gersang kami.
Kau yang saat itu terduduk di tepi danaumu, hanya bisa terperanjat. Menatap nanar, tak percaya. Seseorang yang nampaknya pemimpin kelompok itu, maju dengan langkah tak percaya, “Ternyata di sini, pelacur ini!” semburnya dengan suara garang. Tapi seorang lainnya, yang dapat melihat tetesan air mata perempuan itu jatuh ke danau, menyentuh temannya perlahan, “Lihat,” bisiknya, “Aliran sungai yang kita cari, ternyata berasal dari air matanya!”
Orang-orang yang lain menatap tak percaya.
“Bajingan! Berarti selama ini kita minum dari air mata pelacur ini?” pemimpin kelompok itu meludah. Dan tanpa ada perintah, orang-orang itu sudah bergerak mengepung perempuan itu, “Seharusnya saat itu kau sudah kami habisi!” ujar salah satunya.
Kau mundur dengan ketakutan, “Aku tak bersalah!” suaramu terdengar di antara tangismu. Kau terjerembab.
“Cuih!” mereka meludah.
“Aku mencintainya!” kau lagi-lagi berkata, sambil terus merangkak mundur, “Dan kalian… kalian telah membunuhnya!”
“Ia pantas mati! Ialah yang telah memurukkan dewi kami ke dalam nista!” Lalu suara tawa terdengar. Dan selepas itu, hanya sepengedipan mata, tombak di salah satu tangan lelaki itu, sudah melayang tajam… menembus lehermu!
Buku Mata Air Air Mata Kumari ini tidak sekadar suguhan kata di atas lembaran kertas. Buku ini menantang peziarahan imajinasi-lokalitas dan penelisikan diri manusia melalui pelbagai peristiwa. Kefasihan menuliskan kepekaan tempat (geografi) juga mengesankan kerja kepengarangan sadar dalam lintas batas imajinasi kultural-lokalitas. Keberimanan pengarang menjelma sapaan intim untuk pembaca memasuki jagat cerita...
- Bandung Mawardi, esais
21 komentar:
ni cerita sedih ya mas yudhi?
"Noer Hayati Wae"
ini kumcerku dar media2... baru kali ini kubukuiiin... ;D
nice post sobat....salam knl ya...skalian follow kamu di no urut 19
tengkyuuu bang koko... ;)
Yudhiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii,
cerpenmu keren keren!
tau ndaaak ? kmrn aku iseng nyari ne buku.. penasaran ajah.. tp kok ga ada yah ? hahahaha
@ mbak medy : tengkyuu mbak... ;)
@ elya : masak gak ada elya? harusnya adaaa... ;)
benran nggak ada.. heheheh .. jgn sdih yaaaa
iya gak sedih, semoga udah laku semua... ;P
ahahhai akhirnya aku meneukanmu mas yudhiii
aq ngefans berat ma kamu
aq suka novel km yg judulnya "asoi geboi bohai"
makasiiih anoniiim, hehe...
apaan km sombong amat :p mentang2 bukunya larees
sombong apaaan? baik begini kog??? binuuuun... ;P
aduuu hahaa binun itu bahasa mana yaa? #sayaantialay #gulinggulinggakak
hehe, ngulik2nya di gramed aja biar sekalian dapet bukunyaaa.. ;P
beliin buku ini doooong plis-plis-plis *memohon*
nanti kalo kamu beliin, kamu boleh pinjem dehhh.. hahaha
hahaha kasian amat belooon punyaaaaaaa??? ;P
MAKANYAAA bliin ntr kmu boleh pinjam punyaaa ku deh :p
oke, ntar kubeliin deh... :D
Posting Komentar