Senin, 20 September 2010

Mata Air Air Mata Kumari


Editor Istimewa : Bandung Mawardi
Cover dan ilustrasi : Istis Comic

Ukuran : 13,5 x 20,5 cm
Isi : 140 halaman kertas book paper finland 57,5 gr
Rp. 25.000
Cetakan I, 2010
Genre : kumpulan kisah
ISBN : 978-979-1032-41-4
Dari bawah sana, beberapa orang mencoba menekuri aliran air matamu. Mungkin mereka tak puas menikmati aliran itu hanya dari hilir. Atau mereka berharap menemukan mata air yang lebih jernih, dan tak berasa asin. Dan itu sama sekali tak sulit. Hanya beberapa hari berselang, mereka telah sampai di tanah gersang kami.
Kau yang saat itu terduduk di tepi danaumu, hanya bisa terperanjat. Menatap nanar, tak percaya. Seseorang yang nampaknya pemimpin kelompok itu, maju dengan langkah tak percaya, “Ternyata di sini, pelacur ini!” semburnya dengan suara garang. Tapi seorang lainnya, yang dapat melihat tetesan air mata perempuan itu jatuh ke danau, menyentuh temannya perlahan, “Lihat,” bisiknya, “Aliran sungai yang kita cari, ternyata berasal dari air matanya!”
Orang-orang yang lain menatap tak percaya.
“Bajingan! Berarti selama ini kita minum dari air mata pelacur ini?” pemimpin kelompok itu meludah. Dan tanpa ada perintah, orang-orang itu sudah bergerak mengepung perempuan itu, “Seharusnya saat itu kau sudah kami habisi!” ujar salah satunya.
Kau mundur dengan ketakutan, “Aku tak bersalah!” suaramu terdengar di antara tangismu. Kau terjerembab.
“Cuih!” mereka meludah.
“Aku mencintainya!” kau lagi-lagi berkata, sambil terus merangkak mundur, “Dan kalian… kalian telah membunuhnya!”
“Ia pantas mati! Ialah yang telah memurukkan dewi kami ke dalam nista!” Lalu suara tawa terdengar. Dan selepas itu, hanya sepengedipan mata, tombak di salah satu tangan lelaki itu, sudah melayang tajam… menembus lehermu!

Buku Mata Air Air Mata Kumari ini tidak sekadar suguhan kata di atas lembaran kertas. Buku ini menantang peziarahan imajinasi-lokalitas dan penelisikan diri manusia melalui pelbagai peristiwa. Kefasihan menuliskan kepekaan tempat (geografi) juga mengesankan kerja kepengarangan sadar dalam lintas batas imajinasi kultural-lokalitas. Keberimanan pengarang menjelma sapaan intim untuk pembaca memasuki jagat cerita...
- Bandung Mawardi, esais

21 komentar:

blognoer.blogspot mengatakan...

ni cerita sedih ya mas yudhi?

"Noer Hayati Wae"

Yudhi Herwibowo mengatakan...

ini kumcerku dar media2... baru kali ini kubukuiiin... ;D

Bang Koko mengatakan...

nice post sobat....salam knl ya...skalian follow kamu di no urut 19

Yudhi Herwibowo mengatakan...

tengkyuuu bang koko... ;)

Medy Loekito mengatakan...

Yudhiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii,
cerpenmu keren keren!

Elya Resha mengatakan...

tau ndaaak ? kmrn aku iseng nyari ne buku.. penasaran ajah.. tp kok ga ada yah ? hahahaha

Yudhi Herwibowo mengatakan...

@ mbak medy : tengkyuu mbak... ;)

Yudhi Herwibowo mengatakan...

@ elya : masak gak ada elya? harusnya adaaa... ;)

Elya Resha mengatakan...

benran nggak ada.. heheheh .. jgn sdih yaaaa

Yudhi Herwibowo mengatakan...

iya gak sedih, semoga udah laku semua... ;P

Anonim mengatakan...

ahahhai akhirnya aku meneukanmu mas yudhiii
aq ngefans berat ma kamu
aq suka novel km yg judulnya "asoi geboi bohai"

Yudhi Herwibowo mengatakan...

makasiiih anoniiim, hehe...

Elya Resha mengatakan...

apaan km sombong amat :p mentang2 bukunya larees

Yudhi Herwibowo mengatakan...

sombong apaaan? baik begini kog??? binuuuun... ;P

Elya Resha mengatakan...

aduuu hahaa binun itu bahasa mana yaa? #sayaantialay #gulinggulinggakak

Yudhi Herwibowo mengatakan...

hehe, ngulik2nya di gramed aja biar sekalian dapet bukunyaaa.. ;P

Elya Resha mengatakan...

beliin buku ini doooong plis-plis-plis *memohon*

Elya Resha mengatakan...

nanti kalo kamu beliin, kamu boleh pinjem dehhh.. hahaha

Yudhi Herwibowo mengatakan...

hahaha kasian amat belooon punyaaaaaaa??? ;P

Elya Resha mengatakan...

MAKANYAAA bliin ntr kmu boleh pinjam punyaaa ku deh :p

Yudhi Herwibowo mengatakan...

oke, ntar kubeliin deh... :D