Sabtu, 24 Januari 2009

Perjalanan Menuju Cahaya



"Nanti, bila tiba waktunya, pandanglah langit saat malam tercerah… Kau akan temukan satu cahaya, yang paling berkilau diantara cahaya yang lain… Mungkin itu adalah cahaya milikmu, arah perjalananmu… “


Ucapan Opa Mora inilah yang kemudian mengantar Duara Dethan melakukan perjalanan panjang untuk membuktikan semua cerita Opa Mora, yang selama ini hanya dianggapnya dongeng masa kecilnya…
Awalnya ia menuju Kofa, tanah yang dulu pernah menjadi tanah terindah diantara tanah tergersang. Lalu ia menuju Lamalera untuk mengunjungi seorang lama fa, atau pemburu paus, yang memiliki kemampuan mengundang paus dengan suaranya. Ia juga menuju Teluk Bapuara mencari manusia ikan diantara bangkai kapal karam peninggalan Portugis. Kemudian berlanjut ke So'e, tanah para tiku, perampok berkuda, tempat Opa Mora memendam cinta yang tak pernah diketahui sebelumnya. Lalu ke Manufui, tempat sirkus Para Hantu melakukan pertunjukan, dan juga tempat pertemuannya dengan sosok istimewa Kanna Edo. Dan terakhir, ia mengunjungi Atambua, dimana terdapat pohon yang konon pada masa dulu, dapat mengabulkan hujan…
Semuanya merupakan perjalanan yang begitu mirip dengan perjalanan yang dilakukan Opa Mora hampir 40 tahun yang lalu. Sungguh, awalnya Duara Dethan tak terlalu berharap banyak membuktikan semua perjalanan itu, namun yang terjadi adalah sebuah petualangan panjang yang tak pernah dibayangkan sebelumnya…
*****
Ini merupakan buku ke 21 saya. Buku yang saya pikir bakal jadi buku saya yang paling istimewa. karena saya menulis ini memang sengaja untuk mengenang tempat dimana saya remaja, Kupang, NTT. Novel ini juga merupakan novel pemenang ketiga Sayembara Menulis Novel Inspirasi Penerbit ANDI Jogjakarta
*****

Kisah yang tidak hanya mengantar kita menuju cahaya,
melainkan juga pada pengembaraan yang menakjubkan…
Sanie B. Kuncoro, penulis novel Kekasih Gelap

6 komentar:

Muhammad Agus Noviyanto mengatakan...

kirimi donk novelnya...he..he...

Yudhi Herwibowo mengatakan...

hahaha, bisa aja, di toko masih banyak loh... :)

Ngadiyo mengatakan...

seru mas Yudhi hhhhh

Yudhi Herwibowo mengatakan...

makasih mas ngadiyo...
tunggu prequel-nya yaaa... ;)

Anonim mengatakan...

Asik bgtttt aku suka bacanya :)

Anonim mengatakan...

Udah takjub dengan alurnya, malah dibuat nangis perkara ada dua hati yang mengisi si petualang ini.